Beranda HEADLINE Ombudsman NTB Ingatkan Sekolah Jangan Jual Seragam Saat PPDB

Ombudsman NTB Ingatkan Sekolah Jangan Jual Seragam Saat PPDB

Kepala Keasitenan
Pencegahan Maladministrasi Ombudsman RI Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB), Arya Wiguna, SH, MH. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Memasuki pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023/2024, Ombudsman RI Perwakilan NTB mengingatkan pihak sekolah/madrasah agar tidak menjual baju seragam maupun bahan baju seragam saat pelaksanaan PPDB.

Hal ini kembali diingatkan Ombudsman NTB, lantaran tahun sebelumnya banyak sekali keluhan dari orang tua/wali murid. Dimana Ombudsman NTB juga masih menemukan sejumlah sekolah dan madrasah yang menjual seragam dan mewajibkan orang tua/wali murid membeli seragam di sekolah.

Parahnya lagi, pembelian seragam disekolah dijadikan persyaratan daftar ulang. Larangan penjualan seragam sudah jelas diatur dalam Pasal 181 dan Pasal 198 Peraturan Pemerintah Nomor 17/2010,” kata Arya Wiguna selaku Kepala Keasitenan
Pencegahan Maladministrasi Ombudsman NTB.

Baca Juga:  Dinas Kominfotik NTB Galakkan Edukasi dan Sosialiasi Fornas VIII 2025

“Yaitu tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang intinya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilarang untuk menjual seragam ataupun bahan seragam. Demikian juga Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah,” imbuhnya.

Tak hanya itu, adapun pasal lain yang menjadi rujukan pelarangan ini. Dimana Pasal 12 ayat (1) Permendikbud 50 Tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menyebutkan Pengadaan pakaian seragam Sekolah menjadi tanggung jawab orang tua atau wali Peserta Didik.

“Artinya, pengadaan pakaian seragam bukan tanggungjawab sekolah/madrasah,” tegas Arya Wiguna. Menurut dia, maksimal peran sekolah/madrasah dapat membantu pengadaan sebagaimana yang disebutkan Pasal 12 ayat (2) Permendikbud 50 Tahun 2022.

Baca Juga:  BNNP NTB Ungkap 69 Wilayah Bahaya Narkoba

Yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Sekolah, dan masyarakat dapat membantu pengadaan pakaian seragam sekolah dan pakaian adat bagi peserta didik dengan memprioritaskan peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi.

“Artinya, disini bukan menjual apalagi mewajibkan membeli disekolah dan menjadikan pembelian seragam disekolah persyaratan daftar ulang, justru sebaliknya pihak sekolah membantu pengadaan bagi peserta didik yang tidak mampu,” terangnya.

Bahkan dalam Pasal 13 Permendikbud 50 Tahun 2022 tersebut, disebutkan Arya Wiguna, dalam pengadaan pakaian seragam sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, sekolah tidak boleh mengatur kewajiban dan/atau memberikan pembebanan kepada orang tua atau wali peserta didik untuk membeli pakaian seragam sekolah baru pada setiap kenaikan kelas dan/atau penerimaan Peserta Didik baru.

Baca Juga:  Komisi III DPRD Apresiasi Kinerja Keuangan Bank NTB Syariah

Sehingga, kata dia, sebagai bentuk upaya pencegahan maladministrasi Ombudsman RI Perwakilan Provinsi NTB meminta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di NTB dan juga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB mengambil langkah pencegahan.

Tentunya dengan mengeluarkan surat ke seluruh Kepala Sekolah/Madrasah untuk tidak menjual seragam. “Selain itu kami menghimbau kepada masyarakat untuk menyampaikan Laporan/Pengaduan ke Ombudsman RI Perwakilan Provinsi NTB jika terdapat praktik-praktik penjualan seragam sekolah oleh pihak sekolah/madrasah termasuk komite sekolah dalam pelaksanaan PPDB 2023/2024,” pungkas Arya Wiguna. (red)