Tsania Putri Hanifa-Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) asal Nusa Tenggara Barat. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Prestasi membanggakan berhasil diraih oleh Tsania Putri Hanifa-Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) asal Nusa Tenggara Barat (NTB).

Betapa tidak, Alumni Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Samawa Cendekia itu berhasil meraih Juara 1 Kategori Essay Writing dalam ajang Ecompt International English Competition 2025.

Kompetisi bergengsi ini digelar oleh English Club Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (FEB Unram) dengan tema besar : “Break the Silence, Express the Impact: Step Up, Stand Out, and Own Your Voice.”

Dalam esainya berjudul “Sustaining Prosperity: Beyond Green Growth,” putri kedua dari Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTB, H. Sambirang Ahmadi itu menegaskan, bahwa dunia perlu melangkah lebih jauh.

Baca Juga:  Skema Pembiayaan KDKMP Disiapkan, 50 Koperasi Jadi Model Percontohan di NTB

Yakni dari sekadar green growth menuju quality growth. Dimana suatu model pertumbuhan yang tidak hanya menurunkan emisi karbon, tetapi juga memastikan keadilan sosial, kesejahteraan manusia, dan keseimbangan ekologis.

Menurut Hanifa kerap ia disapa, kebijakan hijau seharusnya tidak berhenti pada sisi teknologi dan efisiensi, tetapi juga mengubah cara masyarakat memproduksi, mengonsumsi, dan berinteraksi dengan alam.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti sejumlah praktik baik di dunia seperti Uni Eropa, Jepang, dan Belanda yang berhasil menerapkan prinsip decoupling, yaitu memisahkan pertumbuhan ekonomi dari peningkatan emisi karbon.

Hanifa juga menampilkan contoh nyata dari Indonesia melalui ekonomi sirkular Surabaya, di mana masyarakat bisa “membayar” tiket bus dengan botol plastik, dan model ekonomi hijau NTB, yang mengembangkan UMKM dan pertanian berkelanjutan berbasis masyarakat.

Baca Juga:  PBSI Sumbawa Siap Gelar Kejuaraan Bulu Tangkis Pelajar se-NTB Piala Gubernur

“True prosperity is not about how much we produce, but how wisely we sustain: for people, for planet, and for lasting prosperity,”
ujar Tsania dalam sesi presentasinya yang memukau juri dan peserta dari berbagai universitas di Indonesia.

Prestasi yang diraih oleh buah hati dari pasangan H. Sambirang Ahmadi, M.Si dan Dr. Hj. Aryanti Dwiyani, S.Pt., M.Pd itu menjadi tonggak awal Hanifa dalam dunia akademik.

Ini setelah sebelumnya Hanifa meraih Juara 2 English Speech Competition saat mewakili SMA Negeri 1 Mataram pada 2024 lalu. Dalam pandangan Hanifa, masa depan kemakmuran Indonesia tidak bisa lagi diukur hanya dengan angka pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga:  Peluang Penting NTB Perkuat Pemerataan Layanan Kesehatan

Tetapi, sambung dia, harus dilihat dari kualitas hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan. Ia menyebut pentingnya membangun ekosistem kebijakan yang mendorong investasi hijau, keuangan berkelanjutan, dan literasi publik tentang gaya hidup ramah lingkungan.

“Sustainability is not just a policy, but a shared culture,” tulis Hanifa dalam salah satu paragraf esainya. Kompetisi Ecompt International English Competition 2025 sendiri merupakan agenda tahunan berskala nasional yang diikuti mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.

Ajang ini bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, literasi global, dan kepemimpinan intelektual di kalangan mahasiswa, terutama dalam isu-isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. (red)