Desa Benete di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Desa Benete di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), kian menegaskan posisinya sebagai kawasan strategis dalam pengembangan industri pertambangan dan logistik.

Keberadaan pelabuhan dan fasilitas ekspor konsentrat milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), menjadikan desa ini sebagai simpul penting dalam rantai pasok industri tambang nasional.

TIGA SEKTOR BESAR TOPANG EKONOMI NTB

Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin menyebut, ekonomi NTB ini ditopang tiga sektor besar, yaitu pertanian, pertambangan, dan perdagangan. “Tiga sektor ini kontribusinya lebih dari 50 persen untuk ekonomi NTB,” ujarnya, Minggu (09/11/2025).

Pelabuhan khusus AMNT yang beroperasi di Benete menjadi titik utama pengiriman batuan konsentrat ke luar negeri. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat perekonomian daerah.

Tetapi juga memberikan efek pengganda terhadap sektor-sektor pendukung seperti jasa logistik, angkutan laut, dan penyediaan tenaga kerja. Selain aspek industrinya, melansir laman PT Amman Mineral International Tbk (AMMAN), Desa Benete menawarkan pesona visual yang memikat.

Pada malam hari, gemerlap lampu pelabuhan dan aktivitas kapal menciptakan lanskap estetis yang menjadikannya lokasi favorit bagi para fotografer. Pemandangan senja dengan siluet kapal dan gradasi langit di pesisir Benete, sering menjadi salah satu ikon visual wilayah pesisir barat KSB.

Baca Juga:  Rembuk Stunting NTB : Program Desa Berdaya

Dukungan infrastruktur di desa ini semakin menunjukkan kesiapan wilayah dalam menopang aktivitas ekonomi. Selain pelabuhan khusus, terdapat pula pelabuhan umum yang berfungsi melayani distribusi barang dan mobilitas logistik di kawasan tersebut.

DEMOGRASI DESA BENETE

Dari sisi kependudukan, BPS KSB mencatat, Benete berada dalam kondisi bonus demografi. Jumlah penduduk 2.802 jiwa dan mayoritas usia produktif struktur penduduknya tersebar di lima dusun, yaitu Dusun Jereweh, Dusun Singa, Dusun Tatar, Dusun Nangka Lanung, dan Dusun Pantai.

Mata pencaharian masyarakat Benete juga menunjukkan dinamika ekonomi yang beragam. Sektor swasta bergerak di sektor pertanian, sementara juga bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kondisi ini mencerminkan keseimbangan antara sektor modern berbasis industri dan sektor ekonomi lokal berbasis sumber daya alam.

Baca Juga:  Disdag NTB Gelar Sosialisasi Rokok Ilegal di Sumbawa, Tegaskan Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Secara geografis, Desa Benete memiliki luas wilayah 60,87 kilometer persegi dengan topografi yang didominasi perbukitan. Ketinggiannya berada pada rata-rata 5 meter di atas permukaan laut, serta memiliki garis pesisir sepanjang kurang lebih 6 kilometer, yang menjadi bagian penting dalam mendukung aktivitas pelabuhan dan kegiatan ekonomi berbasis laut.

Desa Benete kini berada pada jalur percepatan sebagai kawasan strategis penggerak ekonomi Sumbawa Barat, sekaligus destinasi fotografi yang menawarkan karakter visual khas kawasan industri pesisir.

PEMPROV NTB TERUS PERKUAT SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.

Sebagaimana dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.

Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pengembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk ekosistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.

Baca Juga:  Wagub NTB Ajak Bersama Tekan Stunting

“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.

Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal. “Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.

Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.

“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” pungkasnya. (*)