NUSRAMEDIA.COM — Masyarakat Nusa Tenggara Barat diajak agar dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam. Antara lainnya seperti sayur-sayuran, cabe, tomat dan lain sebagainya. Ini mengingat harga kebutuhan pokok semakin meroket. Sehingga membuat masyarakat cukup kesulitan memenuhi kebutuhan dapur.
Naiknya harga-harga saat ini, tentunya menjadi beban masyarakat. Maka dari, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB mengajak masyarakat dapat bijak dalam berbelanja sesuai dengan kebutuhan saja. Demikian hal itu dikatakan Heru Saptaji selaku Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB, Senin (15/8) kemarin.
Arti bijak dalam berbelanja, dimaksudkan pemerintah hendaknya masyarakat ketika berbelanja mengutamakan apa yang dirasakan penting dan sesuai dengan kebutuhan saja. “Jangan lupa cermati harganya, cerdas dan bijak belanjanya,” imbaunya.
“Lakukan pola konsumsi yang bervariasi. Dan tentu ditengah harga-harga kebutuhan naik pemerintah menganjurkan masyarakat untuk mencari alternatif sebagaimana dianjurkan pemerintah. Diantaranya, yakni belanja sesuai kebutuhan,” kata Heru.
Alternatif lain mensiasati harga kebutuhan pokok yang naik, dimaksud dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur-mayur seperti cabe, tomat dan lain sebagainya. Untuk menanam sayur-mayur dirumah tidaklah ribet.
Menurut dia, tips trik tanam cabe dan tomat sudah banyak di internet. Oleh karenanya, masyarakat diharapkan dapat tinggal mengikuti panduannya. “Kuncinya jika harga kebutuhan naik, tidak perlu risau. Namun masyarakat harus mencari alternatif lainnya,” sarannya.
“Contohnya jika harga cabe rawit merah naik, bisa diganti dengan cabe hijau, namun rasanya nendang dan terpenuhi rasa pedasnya. Selain itu membiasakan di rumah memakai sambal olahan atau cabe bubuk dan pedasnya sama-sama nempel,” imbuh Heru.
Menyinggung komoditi lainnya seperti bawang merah, minyak goring ataupun kebutuhan lainnya yang dirasakan masyarakat naik, dia juga sebelumnya menghimbau untuk memperolehnya melalui Operasi Pasar (OP) murah. “Harganya di OP kan lebih murah dan pengeluaran jadi lebih hemat dan harganyapun bersahabat,” demikian Heru Saptaji. (red)