NUSRAMEDIA.COM — Industri Kecil Menengah Rotani merupakan salah satu IKM permesinan yang memproduksi mesin Teknologi Tepat Guna (TTG), yaitu Tungku Gasifikasi yang berbahan bakar cangkang kemiri.
Tungku Gasifikasi ini, merupakan salah satu produk andalan IKM Rotani yang berlokasi di Lingkungan Getap, Kecamatan Cakra Selatan Baru, Kota Mataram.
Seperti yang diketahui Tungku Gasifikasi bekerja dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari tingkat kekerasan dari bahan bakarnya.
Untuk suplai cangkang kemiri sendiri, saat ini masih bergantung dari luar daerah. Seperti dari Flores, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan.
Dimana kemudian didistribusi ke petani tembakau di Lombok dan disupply melalui IKM Rotani sendiri. Melihat potensi tersebut, kedepannya akan dilakukuan research.
Yakni terkait penggunaan bahan bakar dalam bentuk briket yang terbuat dari kotoran sapi dan tongkol jagung sebagai bahan untuk menekan penggunaan gas elpiji.
Termasuk pengurangan penggunaan listrik sebagai bentuk tindakan ramah lingkungan. Untuk sekali proses pembakaran, satu tungku mampu bertahan lebih dari 5 jam.
Suhu yang bisa disesuaikan dan maksimal 70 derajat celcius serta menghabiskan 1,5 ton cangkang kemiri dengan harga Rp 150 ribu per/kuintal (Rp 1,5 juta per/ton).
Adapun hal paling mendasar yang dihadapi oleh IKM Permesinan adalah pemasaran. Diperlukan adanya kemitraan dan jejaring yang kuat serta komitmen pemerintah daerah.
Terutama dalam hal mendukung kemajuan industri permesinan yang ada di NTB. Tio selaku Owner IKM Rotani mengaku saat ini belum ada kendala atau kesulitan yang dihadapi.
Baik itu dalam produksi satuan maupun jumlah banyak. Karena SDM permesinan khususnya di Lombok sudah diatas rata rata dan mampu bersaing.
Bahkan ia juga sudah pernah mendorong beberapa IKM permesinan untuk mengikuti pelatihan magang dan uji kompetensi (UK) beberapa waktu lalu.
Karena pelatihan atau UK itu sempat diadakan oleh Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Disisi lain, Tio juga mengaku optimis denga IKM permesinan di NTB.
Terlebih lagi dengan adanya sebuah asosiasi yang bernama ASPPEL, yang mana dinilainya akan membuat IKM permesinan akan semakin kompak serta berkolaborasi memproduksi produk permesinan yang berkualitas.
“Terkait kendala sepertinya belum ada. Karena kemarin beberapa orang kami ikutkan pelatihan. Dengan adanya wadah seperti ASPPEL juga memudahkan kami di industri permesinan,” pungkasnya. (red)