Beranda SOSMAS Wagub NTB Tegaskan Stunting Bisa Diatasi Melalui 5 Pilar STBM

Wagub NTB Tegaskan Stunting Bisa Diatasi Melalui 5 Pilar STBM

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Persoalan stunting bukan hanya masalah gizi, namun juga soal lingkungan dan sanitasi. Oleh karenanya, lima (5) Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) menjadi sangat penting untuk bisa dicapai Provinsi Nusa Tenggara Barat.

“Pemberian edukasi stunting tidak hanya murni masalah kesehatan saja, tetapi masalah lain seperti literasi, lingkungan, kebencanaan dan sebagainya. Sehingga di NTB juga sudah tercipta 7.610 Posyandu Keluarga,” kata Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah di Mataram.

Ummi Rohmi kerap Wagub NTB disapa mengungkapkan, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menjadi pioner pertama di Indonesia untuk deklarasi lima pilar STBM. Dan hal tersebut, dinilainya sangat menunjang kesehatan di NTB.

Baca Juga:  Poltekpar Lombok Fasilitasi 745 Lapangan Pekerjaan bagi Alumni dan Masyarakat NTB

“Yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum/makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga,” urai orang nomor dua di NTB tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, update terkahir berdasarkan aplikasi E-PPDM, angka stunting balita di NTB sudah 16,99 persen dengan input data 99,46 persen.

“Dalam hal ini Pemprov NTB sudah mendorong kabupaten/kota untuk seluruhnya bisa deklarasi 5 Pilar STBM. Karena lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan terutama stunting,” demikian Hamzi Fikri.

Baca Juga:  Makanan Khas Sumbawa Dikenalkan Melalui Pameran Temporer

Sebelumnya, SEAMEO (Southeast Asian Minister of Education Organization) RECFON (Regional Center for Food and Nutrition) memiliki program yang berkomitmen dalam upaya pencegahan dan mitigasi stunting.

Yakni dengan pendekatan berbasis pangan dan menguatkan potensi pangan lokal untuk optimasi status gizi. Ini dikemukakan oleh Umi Fahmida selaku Staf Akademi SEAMEO RECFON yang juga Country Lead dalam studi Action Against Stunting Indonesia.

“Dengan disepakati Indonesia diwakili oleh Lombok Timur dalam program kami, dengan sasaran terkait kemiskinan, kelaparan, kesehatan, serta pendidikan yang berkualitas juga kesetaraan gender dan air sanitasi. Kami berharap upaya percepatan stunting bisa lebih baik lagi,” tutupnya. (red) 

Baca Juga:  Masyarakat Tumpah Ruah di Pantai Cemara, Bang Zul : Ini Akan Jadi Agenda Tahunan