Beranda HEADLINE Apresiasi Nurdin Ranggabarani, Johan Rosihan Gelar Bedah Buku, Bupati Jarot : “Kisah...

Apresiasi Nurdin Ranggabarani, Johan Rosihan Gelar Bedah Buku, Bupati Jarot : “Kisah Doktor Mala Harus Jadi Bacaan Wajib di Sekolah”

Anggota DPR RI H Johan Rosihan, Nurdin Ranggabarani, Wakil Ketua DPRD Sumbawa Zulfikar Demitri dan Bupati Sumbawa Syarafuddin Jarot. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPR RI Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, H Johan Rosihan menggelar acara bedah buku. Acara yang diprakarsai oleh Anggota Komisi IV DPR itu berlangsung di Aula H Madilaoe Lantai III Kantor Bupati Sumbawa.

Nampak hadir pula dalam acara bedah buku “Dari Sumbawa Menggapai Puncak Eiffel” itu, yakni Bupati Sumbawa H Syarafuddin Jarot. Buku karya Nurdin Ranggabarani itu mengangkat kisah hidup Dr. H. Lalu Mala Sjarifuddin, S.H.

Yakni tokoh besar kelahiran asal Desa Jotang, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa yang dikenal sebagai doktor pertama asal NTB, penggagas otonomi daerah Indonesia, sekaligus mantan Duta Besar RI untuk Prancis.

Dalam acara itu, Bupati Sumbawa Syarafuddin Jarot menyampaikan bahwa, kisah inspiratif ini layak menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah. Sebagai salah satu putra Kecamatan Empang, Bupati Haji Jarot mengaku bangga terhadap sosok Doktor Mala.

Baca Juga:  BNNP NTB Ungkap 69 Wilayah Bahaya Narkoba

Menurut orang nomor satu di Sumbawa itu, bahwa Doktor Mala tidak hanya menjadi inspirasi bagi masyarakat Sumbawa, namun juga menjadi bagian dari sejarah besar bangsa Indonesia. “Kisah beliau bukan sekadar catatan masa lalu, tapi bahan bakar harapan dan keberanian bagi anak-anak Sumbawa hari ini,” ujar Bupati.

JOHAN ROSIHAN : ANAK DESA TAK BOLEH MINDER

Sementara itu, Anggota DPR RI Johan Rosihan menyebutkan bahwa kehadiran buku itu sebagai pengingat. Terutama anak-anak desa tidak boleh merasa minder. Ia menyoroti bagaimana disertasi Dr. Mala tentang pemerintahan lokal di Indonesia yang ditulis dalam bahasa Prancis pada tahun 1970-an.

Sehingga kemudian menjadi pijakan pemikiran otonomi daerah yang diadopsi dua dekade kemudian dalam Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karenanya, kata politisi PKS itu menyinggung pentingnya semangat Doktor Mala dalam konteks perjuangan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS).

Baca Juga:  Dukung IPR Untuk Kesejahteraan Rakyat, Komisi IV DPRD NTB Apresiasi Gubernur dan Kapolda NTB

Tak lupa, Eks Anggota DPRD NTB tiga periode itupun lantas memberikan apresiasi atas kerja keras penulis buku, Nurdin Ranggabarani, yang melakukan riset hingga ke Prancis untuk menyatukan potongan-potongan sejarah Dr. Mala yang sempat tercerai-berai.

PERJUANGAN NURDIN RANGGABARANI MENYUSUN BUKU

Sebelumnya, sang penulis buku, Nurdin Ranggabarani, menceritakan proses panjang dan penuh tantangan dalam menyusun buku ini. Banyak sumber yang tidak tersedia, bahkan keluarga Dr. Mala sempat pesimis buku ini akan selesai. “Kalau tidak didokumentasikan, kita akan kehilangan sejarah. Dan lebih dari itu, kehilangan motivasi dan inspirasi bagi generasi kita,” ungkapnya.

Menurut Eks Anggota DPRD NTB itu bahwa, kegiatan bedah buku ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali semangat dokumentasi sejarah lokal dan literasi kepahlawanan dari daerah. Kehadiran para tokoh, akademisi, hingga generasi muda menunjukkan bahwa kisah hidup Dr. Mala masih relevan, inspiratif, dan sangat layak dikenang serta diwariskan.

Baca Juga:  Anggota DPR RI dari NTB Abdul Hadi : Sinergi dan Pemberdayaan Masyarakat Kunci Penanganan Bencana

Dr. H. Lalu Mala Sjarifuddin lahir di Empang, 18 November 1932. Ia menempuh pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, melanjutkan S2 dan S3 di Paris, dan lulus dengan predikat Summa Cum Laude. Menguasai lebih dari tujuh bahasa asing dan berbagai bahasa daerah, beliau adalah cendekiawan Sumbawa yang mampu menjembatani lokalitas dan globalitas—dari Jotang ke Paris, dari Sumbawa untuk Indonesia.

Kegiatan juga turut dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, akademisi, budayawan, kepala sekolah, mahasiswa, pelajar dan para pegiat literasi. Antusiasme peserta mencerminkan tingginya apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan tokoh-tokoh inspiratif dari Sumbawa. (red)