

NUSRAMEDIA.COM — Gelombang dukungan terbentuknya Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) terus mengalir deras. Pasalnya, berbagai elemen masyarakat Pulau Sumbawa secara tegas terus menyatakan sikapnya.
Setelah cukup banyak pihak, kini giliran salah seorang pengusaha muda sukses kelahiran Sumbawa yakni Boris Syaifullah angkat bicara menyatakan dukungannya terkait PPS.
Secara tegas, CEO BorSya Group itu mengaku mendukung penuh terbentuknya PPS. “Sebagai putra daerah yang kini menetap di Surabaya, saya mendukung penuh pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa,” tegasnya.
“Sebagai seseorang yang telah menapaki jalan panjang dalam dunia profesional, saya memahami bahwa setiap pencapaian besar selalu dimulai dari langkah kecil,” sambung Wakil Ketua Komite Tetap Koordinasi Asia Timur-Pasific itu.
Oleh karenanya, aspirasi PPS dinilai adalah sebuah cita-cita yang lahir bukan berdasarkan ambisi untuk memisahkan diri (dari Pulau Lombok, NTB). “Melainkan dari kerinduan akan pemerataan pembangunan dan pelayanan publik yang baik,” jelas Boris Syaifullah.
Menurut dia, Pulau Sumbawa dengan luas wilayah sekitar 15.448 km² hampir empat kali lebih besar dari Pulau Lombok menyimpan potensi luar biasa di sektor pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, dan pariwisata.
“Namun, kenyataannya, pembangunan infrastruktur dan layanan publik di Sumbawa masih tertinggal dibandingkan Lombok,” kata pria yang pernah meraih penghargaan Indonesia Most Admirer Leader Award 2020 tersebut.
Dia pun lantas mencontohkan soal ketimpangan yang dimaksud. “Ambil satu contoh sederhana di bidang telekomunikasi. Di era ketika dunia bicara tentang kecerdasan buatan dan konektivitas global, masih ada kecamatan di selatan Sumbawa yang untuk membuka pesan saja harus naik ke bukit, atau menunggu angin membawa sinyal,” bebernya.
“Akses internet yang stabil masih menjadi kemewahan. Di daerah seperti Orong Telu, Lunyuk, Ropang, atau Batu Lanteh, konektivitas digital masih sebatas harapan yang menggantung di kabel-kabel putus dan tiang pemancar,” ujarnya prihatin.
Perihal sederhana yang menjadi “PR” itu dinilai sangat penting. Terlebih ini adalah era digitalisasi, sehingga konektivitas menjadi hal yang perlu diperhatikan betul. “Bagaimana bisa anak-anak bersaing di era digital jika untuk mengirim tugas sekolah saja mereka harus berjalan berjam-jam mencari jaringan?,” tanyanya.
“Bagaimana bisa pelaku UMKM memasarkan produk jika etalase daring mereka tertutup oleh blank spot sinyal?. Masalah ini bukan karena ketidakmampuan, tapi karena keterlambatan perhatian,” sesal Eks Caleg DPR RI Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa dari Partai NasDem itu.
Dikatakan, infrastruktur dasar seperti BTS, fiber optik, dan jaringan 4G belum menjangkau banyak di wilayah Sumbawa. Sementara itu, kata dia, kebijakan dan alokasi anggaran telekomunikasi lebih banyak berpijak pada data kepadatan penduduk, bukan kebutuhan pembangunan daerah tertinggal.
“Ketimpangan ini bukanlah cerminan dari kurangnya potensi, melainkan akibat rentang kendali pemerintahan yang terlalu luas dan terpusat di Mataram, Lombok. Sebagai hasilnya, banyak program pembangunan dan pelayanan publik tidak menjangkau masyarakat Sumbawa secara optimal,” ungkapnya.
Ditegaskan oleh pria kelahiran September 1975 asal Labuhan Kuris, Kecamatan Lape itu, bahwa pembentukan PPS bukanlah bentuk penolakkan terhadap NTB. “Melainkan sebuah langkah strategis untuk mempercepat pembangunan dan peningkatan kesejahteraan,” katanya.
“Dengan otonomi yang lebih dekat, Sumbawa dapat mengelola sumber daya alamnya secara lebih efektif, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta membuka lapangan kerja baru bagi generasi muda,” lanjutnya.
Diungkapkan pula olehnya, bahwa dukungan terhadap pembentukan PPS juga datang dari berbagai tokoh. “Salah satunya Fahri Hamzah, beliau pernah menegaskan bahwa Provinsi Pulau Sumbawa adalah prioritas dalam daftar pemekaran wilayah di Indonesia. Dan itu harus di wujudkan,” bebernya.
Dukungan terbentuknya PPS, dikatakannya bahwa bukan semata-mata tentang administrasi pemerintahan, tetapi tentang memberikan kesempatan yang adil bagi setiap anak bangsa, bagi setiap daerah untuk berkembang dan berkontribusi bagi negeri.
Oleh karenanya, gerak langkah dalam memperjuangkan PPS dinilainya sudah sangat tepat. Ia pun mengajak semua elemen masyarakat Pulau Sumbawa untuk kompak. “Saatnya kita melangkah bersama menuju masa depan yang lebih cerah untuk Sumbawa dan Indonesia yang adil makmur dan sentosa,” pungkas Boris Syaifullah. (red)













