NUSRAMEDIA.COM — Pengurus Wilayah (PW) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Nusa Tenggara Barat menggelar Diskusi Publik Refleksi 4 Tahun NTB Gemilang, Senin (24/10) di Mataram.
Kegiatan yang berlangsung di Upnormal Coffee Lombok itu, mengangkat tema Penguatan Sektor Industri dan Pendidikan Sebagai Leading Sektor Pembangunan dan Kemajuan Daerah Berkelanjutan.
Hadir dikesempatan ini, Gubernur NTB Zulkieflimansyah sebagai Keynote Speaker. Kemudian Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti dan Nur Aida selaku Owner Pawon Pengsong dan sejumlah mahasiswa maupun pengurus KAMMI lainnya.
Industrialisasi, kata Bang Zul kerap Gubernur NTB disapa, bukan seperti yang dibayangkan harus memiliki gedung tinggi dan pabrik-pabrik besar. Industrialisasi itu sederhana, bagaimana mampu mengolah barang (mentah) menjadi produk yang bernilai dan memiliki nilai jual yang tinggi.
“Industrialisasi bukan milik pemimpin/gubernur, tapi menjadi keniscayaan di era ekonomi global saat ini. Dimana untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Terutama memperhatikan lebih kepada orang-orang kecil,” tuturnya.
Dicontohkannya, seperti bawang mentah selanjutnya diolah menjadi bawang goreng kemudian kemas dengan baik. Begitupun ikan mentah, kemudian diolah dalam kemasan menjadi sebuah produk. Sehingga menjadi produk yang bernilai dan nilai jualnya tinggi.
Meski demikian, proses pengemasan sebuah produk tidaklah mudah. Karena dibutuhkan upaya atau ikhtiar disertai kesungguhan yang luar biasa dalam menjalaninya. “Kita harus berani memulai, berani mengolah, berani memproduksi, tentunya dimulai dengan langkah pertama,” tegas Bang Zul.
Lebih lanjut disampaikan mantan anggota DPR RI tiga periode itu, pendidikan dan industrialisasi adalah hal penting. Karena dibutuhkan kolaborasi. Bahkan butuh pula dukungan dari sistem pendidikan yang komprehensif dari hulu hingga hilir.
“Industrialisasi dan pendidikan itu penting. Karena (pendidikan) akan menjadi pembelajaran pertama, sehingga dengan mengerjakan apa yang kita sukai itu akan menyenangkan. Termasuk industrialisasi,” kata Bang Zul.
Terakhir, Doktor Ekonomi Industri itu juga menegaskan, bahwa industrialisasi di NTB perlahan sudah mulai nampak. Pelaku IKM bahkan sekolah (SMK) di NTB sudah mampu menunjukan potensinya.
Oleh larenanya, Bang Zul mengajak masyarakat NTB agar menularkan virus semangat industrialisasi untuk arah lebih baik dimasa yang akan datang. “Tidak ada proses yang instan, butuh investasi besar menghasilkan sebuah produk dengan hasil memuaskan, sehingga virus industrialisasi harus tersebar,” pungkas Gubernur NTB.
Sementara itu, Kepala Disperin NTB Nuryanti selaku salah satu narasumber berharap adanya masukan yang terlahir dari para aktivis mahasiswa akan menghadirkan inovasi dalam industrialisasi.
Karena dengan inovasi tersebut, kata Nuryanti, tentunya akan menumbuhkan semangat para IKM NTB untuk bisa naik kelas. Selain itu pula, SDM yang kompeten dan mumpuni akan diperlukan dalam sektor industrialisasi.
Dia berharap SDM akan diisi oleh generasi muda atau milenial. Sehingga banyak ruang yang bisa dilakukan untuk memulai peta industrialisasi. “Adik-adik bisa mengambil peran, tidak hanya sebagai wirausahawan, tetapi bisa sebagai reseller produk lokal ataupun mengedukasi masyarakat untuk menggunakan produk lokal,” demikian.
Ditambahkan oleh salah satu IKM NTB, yaitu Nur Aida selaku Owner Pawon Pengsong menceritakan kisah perjuangan awal hingga mencapai kesuksesan saat ini. Dimulai dari serbat jahe hingga kini berinovasi dengan cookies yang terbuat dari kelor.
Ini semua sebagai ikhtiar menjadi solusi dari permasalahan stunting yang ada di Nusa Tenggara Barat. “Dulu modal saya cuma 1,5 juta rupiah, tapi sekarang Alhamdulillah (capaian pemasukan) bisa 200 jutaan,” tutupnya bersyukur.
Sekedar informasi, kegiatan diskusi publik ini dipandu langsung oleh Ketua PW KAMMI NTB, M Amri Akbar. Sejumlah orang yang hadirpun nampak antusias dengan adanya giat tersebut. Tak lupa, Amro Akbar juga berterimakasih atas kesempatan atau kesediaan Gubernur NTB telah meluangkan waktunya ditengah agenda kerja yang padat. (red)