
NUSRAMEDIA.COM — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) nampaknya mengalami lonjakan signifikan sepanjang Januari 2025. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan NTB, tercatat sebanyak 458 kasus DBD dengan dua kasus kematian yang terjadi di Kabupaten Dompu.
“Total di NTB sampai Januari ada 458 kasus dan dua kematian,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Hamzi Fikri kepada wartawan di Mataram. Dari total tersebut, Lombok Barat mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 125 kasus.
Kemudian disusul Lombok Tengah dan Sumbawa Besar masing-masing 73 kasus. Selanjutnya di Kabupaten Bima tercatat 50 kasus, sementara Kabupaten Dompu melaporkan 35 kasus dengan dua kematian. Adapun di Lombok Utara 33 kasus, Kota Mataram 29 kasus, Sumbawa Barat 26 kasus, Kota Bima 8 kasus dan Lombok Timur 6 kasus.
Fikri menjelaskan, peningkatan kasus DBD di NTB dipengaruhi oleh musim hujan yang menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangan nyamuk Aedes Aegypti, faktor utama penyebaran DBD. “DBD ini disebabkan karena musim penghujan,” jelasnya. Jika dibandingkan dengan Januari 2024, kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada Januari 2024, tercatat 358 kasus, dengan jumlah kasus tertinggi di Kabupaten Lombok Tengah (122 kasus), diikuti Sumbawa Barat (53 kasus), Kota Mataram (42 kasus), dan Lombok Barat (40 kasus). Kabupaten lain mencatat jumlah kasus yang lebih rendah, termasuk Dompu yang hanya memiliki 2 kasus tahun lalu.
Melihat tren peningkatan ini, Fikri menekankan pentingnya upaya pencegahan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna menekan populasi nyamuk dan mencegah penyebaran lebih lanjut. “Kalau ada gejala yang mengarah ke DBD, segera akses layanan kesehatan. Kasus kematian sering terjadi karena terlambat ditemukan, terlambat didiagnosis, dan terlambat ditangani,” tegasnya.
Dinkes NTB juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan melakukan 3M Plus, yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Langkah ini diharapkan dapat menekan angka kasus DBD dan mencegah peningkatan lebih lanjut di bulan-bulan berikutnya. (red)
