NUSRAMEDIA.COM — Stadion berstandar internasional nampaknya akan terbangun di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB, Mori Hanafi mengungkapkan letak/lokasi stadion itu akan dibangun nantinya.
Berdasarkan usulan, sambung dia, yaitu di Kecamatan Narmada, Lingsar dan Kuripan wilayah Kabupaten Lombok Barat. Pembangunan stadion berkapasitas sekitar 60 hingga 70 ribu penonton itu, masih kata Mori Hanafi, akan memakan biaya yang cukup besar.
Yaitu mencapai Rp 2 triliun lebih. Dimana nantinya akan sepenuhnya didanai dan dibangunkan oleh pihak pusat. “Anggarannya sekitar 2 triliun lebih. Kapasitasnya sekitar 60 sampai dengan 70 ribu,” kata pria yang juga Ketua Umum Pengprov PSSI NTB tersebut.
“Sedangkan untuk lahan yang dibutuhkan nantinya ada sekitar 10 hingga 15 hektar. Nah, itu yang bangunkan (dibiayai) pusat semua,” imbuh Mori Hanafi. Dia juga mengungkapkan beberapa pertimbangan mengapa stadion itu akan dibangun di Lombok Barat.
Pertama, lantaran di Lombok Barat tersedianya lahan yang cukup luas. Kemudian secara akomodasi/transportasi juga dinilai dekat. Yakni dengan Kota Mataram yang tak lain adalah Ibu Kota Provinsi NTB. Sehingga hotel-hotel tersedia dengan lengkap.
Kenapa stadion tidak dibangun di Kota Mataram, kata Mori Hanafi, karena di Kota Mataram dinilainya sudah tidak memiliki lahan yang kosong. Kemudian mengapa tidak dibangun di Lombok Tengah, dia menegaskan bahwa, di Lombok Tengah sendiri dinilai sudah sangat lengkap sebagai “Sport Tourism”.
“Kalau di Kota Mataram nggak ada lahannya. Nah, kenapa tidak di Lombok Tengah terus terang, kan sudah dapat semua. Pembangunan semua sudah bagus sekali disitu,” ujarnya. “Sudah ada Sirkuit Mandalika, MotoGP, WSBK (World Superbike) dan bandara (internasional) juga disitu (Lombok Tengah). Jadi semua pembangunan sudah bagus semua,” imbuhnya.
Disinggung kenapa pembangunan stadion itu tidak di Pulau Sumbawa? Mori Hanafi menjawab, hal itu berkaitan dengan akses atau akomodasi. Selain dinilai terlalu jauh, akan mengkhawatirkan pula ketersediaan hotel dan lain sebagainya. Karena jumlah orang yang akan ditampung cukup banyak.
“Bayangkan saja yang hadir itu paling enggak ada sekitar 60 ribuan orang. Jadi terus terang agak berat,” kata anggota DPRD NTB jebolan asal Dapil VI Dompu, Bima dan Kota Bima tersebut. Sebagai gantinya, kata Mori Hanafi, nantinya akan dibangunkan GOR Mini kapasitas 10 ribu penonton. Yakni seperti di Sumbawa, Bima dan Lombok Timur.
Walaupun terbilang GOR Mini, sambung dia, anggaran yang digunakan nantinya dinilai cukup besar dan tidak main-main. “Jadi nanti kita usulkan (bangun) GOR Mini kapasitas 10 ribu. Sumbawa satu (1), Bima satu (1) dan Lotim satu (1),” kata Mori Hanafi.
“Untuk anggarannya (Pembangunan GOR Mini) itu nggak main-main, bisa sampai Rp 80 sampai Rp 100 miliar,” tambahnya. Dengan adanya pembangunan stadion maupun GOR Mini untuk PON 2028 nanti, diharapkan terjadinya pemerataan dan percepatan pembangunan di NTB.
Sekedar informasi, Provinsi NTB dan NTT tengah resmi ditetapkan sebagai tuan rumah bersama pada PON XXII 2028 mendatang. Penetapan itu telah dipertegas dalam Musornaslub (Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa) di Jakarta belum lama ini. (red)