
NUSRAMEDIA.COM — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan. Kali ini dilingkup Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Terbaru kejadian di SMP Negeri 1 Empang. Seorang siswa sekolah tersebut menemukan ulat dalam menu MBG beberapa hari lalu.
Adanya perihal itu dibenarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sumbawa, Sudarli. Pihaknya mengaku cukup menyayangkan adanya peristiwa tersebut. Meski temuan ulat terdapat pada satu porsi, namun hal ini perlu dijadikan perhatian serius.
Menurut dia, penyelenggara atau koordinator program MBG harul lebih teliti dan melakukan fungsi kontrol secara ketat. Ini agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Persoalan ini, dinilai Sudarli menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Terlebih menyangkut asupan gizi dan kualitas makanan bagi para siswa. “Ini soal asupan gizi yang langsung dikonsumsi anak-anak,” ujarnya. “Maka penyelenggara harus benar-benar selektif. Bukan hanya soal gizi dan kualitas, tapi juga perubahan waktu makan bisa mengganggu belajar siswa,” imbuhnya.
Darli kerap Plt Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa itu disapa menegaskan, bahwa MBG adalah program yang strategis. Dimana dirancang fokus untuk meningkatkan kualitas gizi anak serta meringankan beban para orang tua siswa/wali murid.
Karenanya, persiapan, penyiapan, pengolahan bahan hingga penyimpanan menu di dapur sekolah harus dilakukan secara cermat. Dikatakan pria yang dikenal santun dan ramah ini, temuan ulat di menu siswa itu kemungkinan disebabkan proses pemilahan sayur yang kurang teliti.
Dan bukan lantaran bahan makanan yang busuk. Maka dari itu, ia mengingatkan agar petugas dapur menjaga kondisi kerja agar tetap prima. “Kalaupun kelelahan, sebaiknya istirahat dulu. Karena makanan yang disajikan itu harus benar-benar terjamin standarnya,” sarannya.
Meski tidak ditemukan indikasi kesengajaan, Dikbud Sumbawa menekankan agar pengelola MBG segera melakukan evaluasi menyeluruh. “Apapun alasannya, pelaksana MBG harus lebih berhati-hati. Karena jika tidak, anak-anaklah yang akan terdampak,” kata Darli.
Kadis Dikbud Sumbawa pun lantas berharap. Terutama kepada penyelenggara/koordinator MBG di lapangan untuk memperketat pengawasan. Ini demi menjaga mutu dan kualitas makanan. “Program MBG adalah investasi penting untuk masa depan anak-anak Sumbawa. Tidak boleh main-main dengan standar mutu,” tutup Sudarli. (red)