NUSRAMEDIA.COM — Tiga wanita kembar asal Desa Lantan, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah mengaku bangga dan bersyukur dengan adanya Program 1000 Cendekia.
Oleh karenanya, awardee kembar tiga atas nama Sri Trisna Dewi, Sri Trisna Wati dan Sri Trisna Yanti meminta Gubernur NTB Zulkieflimansyah agar melanjutkan Program 1000 Cendekia.
Mereka menilai, program tersebut sangat bermanfaat. Terutama bagi anak-anak muda NTB, sehingga memiliki kesempatan melanjutkan studinya ke luar negeri.
Alumni Beasiswa NTB Sri Trisna Dewi bersama dua saudara kembarnya tamatan Universitas Kebanggaan Malaysia itu mengaku program diperolehnya itu sangat positif.
Dikatakannya, bahwa ia adalah angkatan pertama beasiswa NTB. “Saya angkatan pertama beasiswa ini,” ujarnya pada acara Jumpa Bang Zul-Ummi Rohmi, kemarin.
Untuk diketahui, mereka bertiga merupakan awardee wanita pertama dari Desa Lantan yang berada di kaki Gunung Rinjani telah mampu menyelesaikan studi jenjang Strata dua, diluar negeri.
“Kami wanita pertama dari desa Lantang,yang mampu menyelesaikan study jenjang S-2 di desa ini, bahkan mampu kuliah hingga keluar negeri,” ujarnya.
Dikatakannya, bahwa pengalaman ke Malaysia sangat luar biasa. Apalagi bagi warga desa yang tinggal terpelosok di kaki gunung Rinjani. Memiliki kesempatan untuk kuliah ke luar negeri dengan gratis, merupakan hal yang sungguh luar biasa.
Selain dirinya, saudara kembarnya Sri Trisna Yanti memperoleh beasiswa ke Polandia dan Sri Trisna Wati memperoleh beasiswa ke Malaysia bersamanya.
Setelah selesai menempuh jenjang S-2 dari luar negeri ketiga saudara kembar ini, berkiprah membangun desanya bersama pemuda dan pemerintah desa, untuk membangun potensi wisata desa Lantan.
Untuk itu, ia berharap program beasiswa untuk kuliah ke luar negeri dengan gratis yang digagas Gubernur NTB terus dilanjutkan. Karena beasiswa untuk pendidikan merupakan investasi jangka panjang.
“Pendidikan ini investasi jangka panjang, yang tidak langsung dapat dilihat seperti bangunan, gedung-gedung, fasilitas,” katanya berharap program tersebut dilanjutkan.
Ia mengaku bahwa, jarang sekali pemimpin yang ingin menginvestasikan pendidikan. Apalagi menurutnya, bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang.
Tidak langsung dirasakan atau dilihat manfaatnya,seperti investasi fisik atau pembangunan. Namun ia yakin, apabila pemuda-pemudi dari pelosok-pelosok desa diberikan kesempatan, untuk belajar ke luar negeri, dapat membuka cara berpikir akan luasnya cakrawala dunia.
“Saya bersama pemuda-pemudi lainnya,menyampaikan ucapan terikamsih banyak, dan program beasiswa ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pemuda-pemudi untuk belajar keluar negeri,” pungkasnya. (red)