Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Fathul Gani. (Ist)
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Fathul Gani. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Lahan Pertanian Produktif di NTB menyusut (berkurang) mencapai sekitar 10 ribu hektare (Ha). Dari jumlah awal sebesat 270 ribu Hektare menjadi 260 ribu Ha. “Ada penyusutan sepuluh ribu lebih,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Fathul Gani di Mataram.

Gani mengatakan penyebab utamanya karena makin meluasnya lahan permukiman dampak dari penambahan jumlah penduduk di setiap Kabupaten/Kota. “Penyusutan yang masif itu di pulau Lombok. Semua kabupaten kota termasuk di kabupaten Bima juga iya. Tapi tidak semasif di pulau Lombok,” paparnya.

Baca Juga:  Semarak HUT DWP NTB ke-26, Momentum Pererat Silaturahmi dan Kekompakan Anggota

Diakui Fathul Gani penyusutan lahan pertanian produktif ini cukup mengkhawatirkan terutama dari target produksi Padi setiap tahun. Pihaknya hanya bisa berharap perluasan permukiman warga tidak serta merta menggerungi lahan produktif yang ada.

“Kita rekomendasikan untuk lahan pemukiman adalah lahan lahan yang kurang produktif. Hanya itu yang bisa diarahkan,” paparnya. Jika pun terpaksa mengambil lahan produltif setidaknya kepala daerah di masing-masing kabupaten kota supaya menyiapkan pengganti.

Minimal sama kuantitas produksi dari lahan yang dipakai yang dijadikan pemukiman. “Kita harus berpikir untuk generasi selanjutnya kita meninggalkan sesuatu yang baik,” terangnya. Keberadaan NTB sebagai daerah lumbung pangan nasional harus terus dipertahankan. Beruntungnya ada proses penyadaran setiap pimpinan daerah betapa pentingnya mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan itu.

Baca Juga:  HUT NTB ke-67 : "Gerak Cepat, NTB Hebat"

Meski terjadi penyusutan, produksi padi tidak berkurang. Tahun 2022 lalu NTB berhasil memproduksi 1,3 juta ton gabah tranggiling. Jumlah tersebut jika disetarakan dengan beras sebesar 900 ribu ton. Sementara jumlah konsumsi beras masyarakat NTB sebanya 600 ribu ton. Sehingga ada surplus beras 300 ribu ton. “Inilah yang diapresiasi pusat,” katanya.

“NTB mampu menpertahankan swasembada pangan dan sebagai penompang pangan nasional ditengah semakin menyuautnya lahan pertanian,” imbuhnya. Mantan Kadis Ketahan Pangan NTB itu mengatakan sebagai ikhtiar mempertahankan target produksi, pihaknya akan mendorong pola tanam lebih banyak lagi.

Baca Juga:  Dua Bakal Calon Resmi Mendaftar di Hari Terakhir Pendaftaran Ketua PSSI NTB 2025–2029

Jika semula Petani menanam sekali maka dalam satu tahun harus dua kali. Jika dua kali maka harus bertanam tiga kali dan seterusnya. “Kami dinas teknis melakukan semacam intenfistas bagaiman pola tanam bisa nambah,” demikian Fathul Gani menambahkan. (red)