Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan Gubernur Bali I Wayan Koster duduk bersama melakukan pertemuan penting. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan Gubernur Bali I Wayan Koster duduk bersama melakukan pertemuan penting.

Pertemuan tiga gubernur yang membahas rencana kerjasama itu berlangsung tepatnya di Gedung Kertha Sabha, Pendopo Gubernur Bali pada Senin 3 November 2025.

Ini sebagai langkah strategis memperkuat sinergi pembangunan lintas daerah. Dimana Gubernur Iqbal, Gubernur Koster dan Gubernur Emanuel bersepakat membentuk sebuah kerjasama.

Yakni Kerjasama Regional Bali, NTB dan NTT (KR-BNN). Gubernur Iqbal sebagai penggagas inisiatif ini menegaskan pentingnya kolaborasi/sinergi antar daerah.

Terutama dalam mewujudkan integrasi ekonomi, energi, dan konektivitas di kawasan timur Indonesia. “Ada dua segmen yang perlu kita pikirkan ke depan : kerjasama dan integrasi,” ujarnya.

“Kami melihat peluang besar untuk membangun sistem energi hijau terintegrasi, konektivitas logistik, dan penguatan pariwisata lintas wilayah sebagai satu ekosistem,” imbuh Gubernur Iqbal.

Baca Juga:  Wagub NTB Ajak Orang Tua Tetap Semangat Tangani Stunting, Pemerintah Terus Hadir Dampingi

Dalam paparannya, Gubernur Iqbal menyoroti potensi besar energi terbarukan di NTB-NTT yang memiliki radiasi matahari tertinggi di Indonesia serta kapasitas bendungan yang memungkinkan.

Terutama dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan mikrohidro. Ia mengusulkan pembangunan super grid yang menghubungkan ketiga provinsi.

Ini untuk mewujudkan suplai energi bersih bagi kawasan Bali-Nusa Tenggara (Bali-Nusra). Selain energi, isu konektivitas juga menjadi fokus. NTB tengah menyiapkan proyek port-to-port bypass.

Guna mempercepat arus logistik, mengembangkan pelabuhan dalam di Gili Mas sebagai pusat distribusi regional, dan memperluas jaringan penerbangan di Bandara Internasional Lombok sebagai mini hub Indonesia Timur.

Pengembangan transportasi laut dan seaplane antar pulau kecil juga sedang dirancang untuk mendukung pariwisata dan distribusi barang. “Kita harus berpikir sebagai satu kawasan,” katanya.

Baca Juga:  Tim SAR Mataram Sisir Laut Poto Tano Cari Penumpang Ferry yang Melompat ke Laut

“Bali, NTB, dan NTT memiliki potensi yang saling melengkapi dari energi, logistik, hingga pariwisata. Dengan integrasi dan sinergi, kita bisa mandiri dan efisien,” sambung Gubernur Iqbal.

Dalam pertemuan tersebut, ketiga gubernur juga menyepakati 10 bidang kerjasama yang akan dirumuskan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS).

Kerjasama itu meliputi bidang sosial, pariwisata, kebencanaan, Ketentraman dan Ketertiban, pertanian dan ketahanan pangan, bidang komunikasi dan informatika.

Kemudian bidang perindustrian dan perdagangan, Bidang Perhubungan, bidang kelautan dan perikanan dan bidang penanaman modal. Hasil pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan draft MoU.

Penyusunan draft MoU itu dipimpin oleh Gubernur NTB bersama Kepala Bappeda dari tiga provinsi. Penandatanganan MoU direncanakan berlangsung di NTB pada 25 November 2025.

Sementara penandatanganan PKS, rencananya akan digelar di NTT pada 22 Desember 2025. Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyambut baik inisiatif kerjasama ini.

Baca Juga:  Anggota DPRD NTB Salman Alfarizi Dorong Pendirian Fakultas Kedokteran di Sumbawa

Ia malah menilai kerjasama itu sebagai upaya menghidupkan kembali semangat kebersamaan yang telah terjalin sejak masa Sunda Kecil berdasarkan UU Nomor 64 Tahun 1958.

“Ini bukan nostalgia, tapi kelanjutan sejarah dan kebutuhan masa depan. Bali, NTB, dan NTT punya akar dan masa depan yang sama untuk bersinergi dan berkolaborasi,” tegasnya.

Sedangkan Gubernur NTT Emanuel menegaskan pentingnya kerjasama konkret di bidang ekonomi, konektivitas, dan pariwisata antar tiga provinsi untuk mewujudkan kawasan yang kuat dan berdaya saing tinggi di Indonesia bagian timur.

Pertemuan ini menjadi tonggak awal terbentuknya Kerja Sama Regional Bali, NTB, dan NTT (KR-BNN) yang diharapkan menjadi model integrasi pembangunan daerah berbasis potensi dan keseimbangan antarwilayah. (*)