Beranda HEADLINE Bicara Soal Industrialisasi, Zulkieflimansyah : Butuh Keberanian Meretas Jalan Baru !

Bicara Soal Industrialisasi, Zulkieflimansyah : Butuh Keberanian Meretas Jalan Baru !

Gubernur Nusa Tenggara Barat Periode 2018 – 2023, Dr. H. Zulkieflimansyah. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Dr. H. Zulkieflimansyah atau kerap disapa Bang Zul menjelaskan mengapa Provinsi Nusa Tenggara Barat membutuhkan industrialisasi.

Menurut dia, ketika industrialisasi berjalan baik dan lancar sesuai yang diharapkan bersama, maka akan memberikan dampak signifikan dan luas. Terutama dari sisi perekonomian.

“Kalau kita mau maju, maka industrialisasi adalah kebutuhan dan keharusan. Ini bukan teori saya, tapi sudah jadi hukum besi di dalam ilmu ekonomi,” tegasnya.

Tak hanya itu, industrialisasi juga dinilai akan mampu menjadi jawaban dari “PR” besar selama ini. Yaitu menyikapi persoalan pengangguran dan kemiskinan.

“Jadi kalau kita ingin mengurangi pengangguran dan mengatasi kemiskinan maka kita harus melakukan proses industrialisasi ini,” jelas Bang Zul.

Hanya saja, kata Gubernur NTB Periode 2018-2023 tersebut, sayangnya industrialisasi sering disalah artikan dan direduksi maknanya.

Yakni sebatas kehadiran industri-industri atau pabrik-pabrik besar dengan asap yang mengepul yang mengorbankan pertanian, peternakan dan perikanan.

“Identik dengan urbanisasi. Dipertentangkan dengan pertanian dan lain-lain. Padahal tidaklah demikian,” tutur Doktor Ekonomi Industri tersebut.

Baca Juga:  Desa Rhee Jadi Lokus "Desa Cantik"

Industrialisasi, lanjut dia, harus dilihat sebagai perubahan cara berpkir untuk berani melakukan pendalaman struktur ekonomi (structural deepening).

Dimana ada keberanian untuk mengolah komoditas tradisional seperti hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan kepada komoditas yang punya nilai tambah lebih tinggi.

“Nah, kesalahan mendasar kita adalah mengira bahwa proses pengolahan (manufacturing process) ini adalah proses yang mudah dan sederhana,” katanya.

“Kelihatannya gampang, tapi dalam prakteknya berliku. Butuh usaha yang lama, butuh biaya yang tidak murah dan lain-lain. Proses ini butuh pembelajaran teknologi (technological learning) yang panjang,” imbuhnya.

Dia menegaskan, sejak di era kepemimpinannya, industrialisasi sudah mulai diterapkan. “Di NTB sudah kita mulai ini. Hasilnya memang belum serta merta merubah struktur produksi dan ekonomi kita,” ujarnya.

“Tapi dihampir semua kabupaten/kota kita oleh UKM-UKM kita kini sudah muncul banyak komoditas-komoditas yang sudah diolah di dalam kemasan yang sangat bagus,” lanjutnya.

Baca Juga:  Kehadiran M-Banking Bank NTB Syariah Dinilai Sangat Bagus dan Bermanfaat

INDUSTRIALISASI DAN PERTANIAN

Lebih jauh dijelaskan oleh mantan anggota DPR RI tiga periode tersebut, bahwa antara industrialisasi dengan pertanian sangat kerap dipertentangkan.

“Disangkanya kalau kita sudah bicara industrialisasi, kita kemudian melupakan pertanian, perkebunan, kelautan dan kehutanan,” ujar Bang Zul.

“Padahal mestinya nggak begitu. Pertanian tanpa industrialisasi yang jadi korban, ya petani kita. Tanpa industrialisasi, maka petani dan nelayan kita akan tetap jadi miskin,” tambahnya.

Oleh karenanya, tanpa industrialisasi, menurut Bang Zul, petani di NTB akan susah mengendalikan harga. Karena akan didikte pasar dan pemodal besar.

“Orang disuruh nanam tomat misalnya, senang banget. Tapi, pas panen tomat nggak ada harganya bahkan di buang-buang. Begitu juga dengan cabai, bawang, buah naga, gabah, ikan, kayu dan lain-lain,” jelasnya.

“Lain ceritanya kalau tomat bisa jadi sambal tomat, cabai jadi sambal cabai, bawang jadi bawang goreng dan lain-lain. Nah, merubah tomat jadi sambal tomat itu bukan pekerjaaan sederhana,” katanya.

Baca Juga:  SMP-SMA IT Tunas Cendekia Mataram Bakal Gelar Pameran Robotik dan Riset

“Kita akan tetap miskin kalau bangga jual kayu ke Jawa, tapi kemudian beli kursi bangku dari Jawa dengan harga lebih mahal. Padahal kursi dan bangku tersebut berasal dari kayu yang kita jual,” sambungnya.

“Kita akan tetap miskin kalau kita bangga menjual jagung, untuk kemudian beli pakan ternak dengan harga yang lebih mahal. Padahal pakan ternak tersebut berasal dari jagung-jagung dari daerah kita sendiri,” masih urainya lagi.

Oleh karenanya, Bang Zul menegaskan, industrialisasi adalah proses besar dan panjang. “Jalannya berliku dan mendaki,” kata pria yang juga Ketua DPP PKS ini.

“Kita butuh pengusaha, butuh modal dan kenekatan, butuh pelatihan dan pendampingan. Butuh keberanian utk meretas jalan baru,” tegas Bang Zul.

Meski demikian, ia kembali menerangkan, bahwa industrialisasi telah dimulai di daerah. “Kita sudah memulainya di NTB. Karena kita percaya betul bahwa perjalanan panjang selalu harus dimulai dengan langkah pertama,” demikian. (red)