NUSRAMEDIA.COM — Sebagai wakil rakyat di DPRD Provinsi NTB jebolan asal Daerah Pemilihan (Dapil) 6 meliputi Dompu, Bima dan Kota Bima, Marga Harun mengungkapkan fokusnya kedepan.
Terlebih persoalan kemiskinan, minimnya lapangan kerja sehingga berdampak pada tingginya angka kriminalitas dikalangan anak muda di dapil tersebut akan menjadi perhatian serius legislator muda itu.
Sebagai representasi anak muda, kondisi itu idak akan dibiarkan. Marga Harun akan lebih banyak melakukan pembinaan kepada anak muda sebagai bentuk kepedulian sekaligus menyelesaikan persoalan yang ada.
“Kita sebagai perwakilan anak muda tentu program kedepan, objek garapan kami lebih kepada pembinaan bagaimana meningkatkan peran kreativitas pemuda disana,” ujarnya kepada wartawan, Senin (09/09/2024) di Mataram.
Dia meyakini, bahwa dengan adanya intervensi secara langsung berupa pembinaan itu nantinya akan dapat mengurangi persoalan yang ada. Kerja kongkrit yang akan dilakukan, misalnya pemberian faslitas penunjang UMKM, termasuk didalamnya modal usaha.
Untuk pemuda yang terjun sebagai nelayan, maka dirinya berjanji akan memfasilitasi kebutuhan penunjang mereka. “Intinya lebih kepada pembinaan kreatifitas supaya anak muda tidak vakum aktivitasnya. Artinya kita akan hadirkan ruang-ruang produktif anak muda,” jelasnya.
Untuk diketahui, Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 14 Februari lalu, politisi muda dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mampu meraih suara sangat signifikan, yaitu tembus diangka 20.371 suara. Perolehan itu juga sekaligus menjadi suara tertinggi di dapil tersebut.
Dia menegaskan, bahwa capaian suara yang signifikan itu tidak lepas dari perjuangan para anak muda di dapilnya. Alhasil, berkat perjuangan keras bersama itu membawa dirinya duduk di Gedung Udayana sebagai salah satu perwakilan rakyat dari Dapil NTB 6.
“Perjuangan kemarin tidak lepas dari anak-anak muda. Bahkan pemilih kita itu tidak lepas dari anak-anak muda. Makanya kami akan membina betul kelompok-kelompok anak muda ini,” tegas Marga Harun.
“Kedepan kita akan genjot lebih kepada pemberdayaan, sehingga ada ruang-ruang bagi anak-anak muda mendistibusikan kreativitas masing-masing,” demikian pria yang juga Eks Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB tersebut menambahkan. (red)