Podcast Bintang Dinas Komunikasi Informatika dan Statisti (Kominfotik) Provinsi NTB Edisi ke-17. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menghadirkan gebrakan. Salah satunya adalah Podcast Bintang.

Podcast Bintang adalah podcast resmi dari Diskominfotik NTB yang bertujuan untuk menyajikan informasi terbaru dan mencerahkan masyarakat NTB.

Melalui gebrakan ini, Diskominfotik membahas secara tuntas serta menginformasikan berbagai program dan layanan publik, serta isu-isu penting terkait pembangunan daerah.

Kata “Bintang” sendiri merupakan kepanjangan dari Beri Info Terbaru dan Cemerlang. Pada Edisi ke-17 ini, Podcast Bintang membahas semangat sosok Pahlawan Nasional asal NTB.

Yakni Maulana Syaikh Tuan Guru Haji (TGH) M Zainuddin Abdul Madjid (ZAM). Podcast kali ini juga dalam rangka menyambut Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh tepat 10 November 2025 ini.

Semangat kepahlawanan Maulana Syaikh yang masih relevan sampai saat ini adalah sikap pantang menyerah dan konsisten berjuang bagi rakyat dalam bentuk visi yang melampaui zaman.

Baca Juga:  Bank NTB Syariah Raih Penghargaan “Bank Dengan Sinergi Program Akselerasi QRIS Terbaik” pada Anugerah BI NTB 2025

Hal itu diungkapkan oleh dua narasumber sebagai refleksi perjuangan salah seorang Pahlawan Nasional NTB dalam kiprahnya memajukan pendidikan bagi rakyat.

Yakni dengan kearifan lokal untuk perubahan dan kesejahteraan. “Maulana Syaikh memiliki visi yang jauh melampaui zaman itu,” kata Lalu Sirajul Hadi-Fungsionaris Pengurus Besar NW itu.

“Beliau (Maulana Syaikh) meyakini hanya dengan pendidikan yang baik, dapat mengubah peradaban dan kemajuan rakyat,” sambung pria yang juga Akademisi Unram tersebut.

Menurut dia, pendidikan bagi perempuan menjadi salah satu warisan perjuangan untuk kesetaraan dan kesejahteraan masyarakat. Organisasi Nahdlatul Wathan (NW) yang didirikan adalah hasil perjuangan tak kenal lelah dan menyerah.

Baca Juga:  Pemprov NTB Jelaskan Alasan Penyewaan Mobil Listrik Gantikan Mobil Dinas

Bahkan, masih kata Lalu Sirajul Hadi, saat sulit di masa penjajahan Jepang. Bagi generasi masa kini, hal ini patut diteladani agar setiap orang memiliki jiwa pembaharuan yang konsisten.

Terutama untuk memperbaiki keadaan dengan landasan ilmu yang bersandar pada agama dalam hal ini Islam dan pengetahuan strategis tentang bangsa dan negara.

Sementara itu, Abdul Fattah-Fungsionaris Pengurus Besar NWDI dan Akademisi UIN Mataram ini menuturkan, pendidikan bagi masyarakat berbasis Islam ini, dengan menyimak perjalanan perjuangan Maulana Syaikh.

Dimana konsisten pula menerapkan pemahamaan Ahlussunnah Wal Jama’ah yang menurut Maulana Syaikh sangat sesuai dengan kondisi dan karakter masyarakat NTB dan Indonresia pada umumnya.

“Ini menjadikan Maulana Syaikh bukan hanya menjadi milik NTB, namun juga Indonesia bahkan dunia,” kata pria yang kerap disapa Prof Abdul Fattah tersebut pada Podcast Bintang.

Baca Juga:  Ketua DPRD NTB Minta Faozal Didefenitifkan

Begitupula dengan filosofi perjuangan yang sejalan dengan pemikiran dan ilmu yang diniliki Maulana Syaikh yang diajarkan dan diwariskannya sebagai seorang tokoh besar.

Yakni bersama para kyai dan ulama lainnya di Nusantara pada masa penjajahan hingga saat ini dalam rangka membangun masyarakat dan umat melalui pendidikan.

Untuk diketahui, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid lahir di Pancor, Selong, Lombok Timur, NTB tanggal 17 Rabiul Awwal 1316 Hijriah bertepatan 5 Agustus 1898.

Masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada 9 November 2017 secara resmi menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada Almarhum TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau yang lebih dikenal sebagai Maulana Syaikh. (*)