
NUSRAMEDIA.COM — Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Hamzi Fikri menegaskan pentingnya intervensi spesifik dan sensitif untuk menekan stunting di NTB.
Selasa (21/10/2025), menurut dia, pemberian PMT (pemberian makanan tambahan) pada balita yang rentan stunting merupakan strategi yang efektif sebagai tahapan pencegahan.
Namun disisi lain, lanjut Lalu Hamzi Fikri, yang tidak kalah penting dalam pencegahan stunting pada anak adalah lingkungan yang sehat. Lingkungan, kata dia, adalah hal penting untuk diperhatikan.
“Sehebat-hebatnya kita memberikan gizi tapi kalau anaknya sakit maka berat badannya akan turun. Penyakit sakit bisa karena terpapar rokok atau lingkungan yang tidak bersih,” ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Fikri menyampaikan sangat diperlukan kerja sama dan komitmen yang kuat dalam berbagi peran lintas sektor dalam emnurunkan stunting serta target percepatan penurunan stunting 2025-2045.
Untuk diketahui, sebelumnya Dikes NTB telah menggelar Rapat Koordinasi Intervensi Spesifik dan Sensitif Percepatan Penurunan Stunting di Aula Bhakti Husada beberapa hari lalu.
Hadir dikesempatan itu, yakni Gubernur diwakili Asisten I Setda NTB Fathurrahman. Ia menegaskan pentingnya penguatan lembaga kemasyarakatan desa seperti posyandu sebagai mitra pemerintah.
Ini terutama dalam memberi pelayanan kesehatan dan sosial dasar. “Peningkatan kader merupakan hal yang penting karena posyandu sebagai salah satu wadah komunikasi dan edukasi bagi masyarakat yang menjangkau seluruh siklus hidup,” ujarnya
Fathurrahman juga menyampaikan, bahwa dalam pencegahan dan penurunan stunting perlu menjalankan intervensi spesifik dan intervensi sensitif secara bersamaan, karena kedua hal tersebut saling berkaitan.
Sekedar informasi, dalam giat rakor tersebut hadir Kepala BKKBN Provinsi NTB, Perwakilan TP-Posyandu Provinsi NTB, Perwakilan DP3AP2KB Provinsi NTB, Perwakilan Bappeda Provinsi NTB dan perwakilan lintas sektor lainnya. (*)
 
