
NUSRAMEDIA.COM — Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nuryanti menegaskan bahwa pentingnya sinergi agromaritim dan industri halal.
Menurut dia, perihal itu akan menjadi arah baru ekonomi NTB. Produk halal kini telah menjadi gaya hidup global dan memiliki pasar yang sangat besar. Sayangnya, negara-negara produsen utama justru berasal dari kalangan non-muslim.
“Selama tujuh tahun kami membina industri halal di NTB, masih banyak yang fokus pada tahap sertifikasi. Padahal, tantangan berikutnya adalah bagaimana kita bisa menciptakan pasar dan memenuhi kebutuhannya,” katanya.
“Disinilah pentingnya kemitraan dengan perusahaan yang telah mandiri dari sisi produksi, distribusi, hingga jejaring pemasaran,” sambung Nuryanti kepada wartawan, Selasa (21/10/2025) di Kota Mataram.
Ditegaskannya, perihal ini juga sebelumnya telah disampaikan oleh pihaknya dalam sebuah acara, yakni kegiatan Seminar Industri Halal pada kegiatan Grand Boss (Business Opportunity Success Seminar).
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Halal Network International (HNI) di Balai Guru Penggerak NTBz Minggu (19/10/2025) lalu. Ia menilai giat itu menjadi momentum pentong bagi Disperin NTB untuk menjajaki peluang kerjasama.
Terutama dari sisi pengembangan industri halal berbasis agromaritim, sejalan dengan arah kebijakan hilirisasi ekonomi non-tambang yang tengah digencarkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.
Ia menilai, kolaborasi dengan HNI sangat potensial. Terutama dalam penguatan rantai pasok industri halal berbasis agromaritim. Seperti pemanfaatan bahan baku lokal minyak kelapa.
Kemudian, lanjut Kadisperin Nuryanti, gula aren, kopi, rempah-rempah, dan tanaman obat yang dihasilkan dari sektor unggulan NTB. “Bahan baku dari sektor agromaritim NTB memiliki potensi besar untuk masuk ke industri halal nasional maupun global,” ujarnya.
“Kami ingin mendorong IKM dan UMKM lokal agar tidak hanya menjual produk jadi, tapi juga bisa menjadi penyuplai bahan baku standar industri halal,” jelasnya. Menurut Nuryanti, pola kemitraan dengan HNI juga dapat memperluas akses pasar bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) NTB.
Melalui platform digital HalMall HNI, produk lokal berpeluang dipasarkan ke jutaan pelanggan di seluruh Indonesia bahkan hingga luar negeri.
“Kami akan dampingi pelaku IKM untuk memenuhi standarisasi industri, sekaligus memanfaatkan jejaring HNI agar produk NTB bisa menembus pasar yang lebih luas,” tutupnya.
Sementara itu, sebelumnya Couple Leader HNI, Nurhayati Abbas, LCED, menyambut baik langkah Dinas Perindustrian NTB dalam mengembangkan industri halal agromaritim.
Ia menilai, potensi NTB sangat besar karena mayoritas penduduknya muslim dan kaya akan bahan baku alami. “HNI selalu membuka diri untuk berkolaborasi, baik dalam suplai bahan baku maupun memperluas pasar produk halal di NTB. Kami siap bermitra jika kualitas bahan bakunya memenuhi standar industri HNI,” ujar Nurhayati.
Senada, Feisa Medlar, LCED, selaku Corporate Speaker HNI, menambahkan bahwa kerja sama ini dapat menjadi gerakan bersama membangun kemandirian ekonomi umat.
“Melalui sistem Pakai, Cerita, Ajak (PCA), siapa pun bisa berpartisipasi tanpa modal besar. HNI hadir untuk memperkuat jejaring usaha masyarakat berbasis halal,” jelasnya.
Dengan sinergi antara Dinas Perindustrian NTB dan HNI, diharapkan ke depan NTB mampu memperkuat ekosistem industri halal berbasis agromaritim yang mandiri, berdaya saing, dan berorientasi ekspor, sekaligus menjadi poros industri halal kawasan timur Indonesia. (*)












