
NUSRAMEDIA.COM — Berbagai upaya terus dilalukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam menangani persoalan sampah di daerah. Selain memperkuat sinergi dengan Kabupaten/Kota, Pemprov juga menggandeng beberapa negara negara untuk mengatasi sampah.
Denmark menjadi salah satu mitra kerjasama Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam hal pengelolaan sampah dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah pun menyatakan bahwa, NTB telah mulai menjalankan program pengelolaan sampah “zero waste”.
Yaitu NTB Bersih diantaranya melakukan pengurangan jumlah sampah, daur ulang, dan penggunaan kembali sejak tahun 2019 lalu. Hal itu disampaikan saat menerima audiensi Tim Bornholms Affaldsbehandling (BOFA) Denmark di Aula Pendopo Wagub.
“Kita sudah melakukan itu (program zero waste) sejak 2019 lalu. Kita juga terus melakukan koordinasi dengan seluruh kabupaten/kota,” katanya. “Mulainya step by step, tapi memang itu bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu,” sambung Ummi Rohmi kerap Wagub NTB disapa.
Berdasarkan hal itulah, Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat membutuhkan pengalaman Denmark dalam hal pengelolaan atau mengatasi sampah. Ini dikarenakan Denmark sendiri telah melakukan persiapan dan transisi energi sejak 50 tahun lalu dan sangat unggul dalam pendekatan sirkular ekonomi sampah.
Kemudian CEO of BOFA Jens Hjul Nielsen menegaskan, bahwa sejak Oktober lalu, sudah banyak dialog antara Denmark dan Indonesia. Ini tentang bagaimana saling menguatkan dan membantu satu sama lain dalam penanganan sampah. “Kami sudah berjalan jauh dan tentu belum selesai,” ujarnya.
“Namun, kami merasa sangat senang bisa membagi pengalaman tersebut ke Indonesia. Ini merupakan sebuah awal yang baik,” tambahnya. Menurut dia, kerjasama antara Denmark-Indonesia dilatar belakangi oleh sumber daya bumi yang terbatas.
Namun penduduknya semakin bertambah, yaitu sekitar 8 miliar jiwa. “Dalam situasi tersebut, kita harus lebih baik dalam pengelolaan sampah,” kata Jens. “Itu yang kami kerjakan dengan rekan kami di Indonesia. Yang paling penting adalah bagaimana sikap masyarakat terhadap sampah. Kalau itu terwujud, pasti akan bisa menyelesaikan masalah yang ada,” tambah Jens.
Untuk diketahui, Denmark pertama kali berkunjung ke NTB pada Oktober 2022 saat melakukan penandatanganan kerjasama dengan Pemprov NTB. Kemudian, rombongan dari Pemprov juga berkunjung ke Denmark pada bulan November untuk menindaklanjuti kerjasama tersebut. Adapun kunjungan ketiga Denmark ke NTB akan direncanakan pada bulan Maret mendatang. (red)
