NUSRAMEDIA.COM — Anggota Komisi V DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Budi Suryata meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB agar menambahkan jam pendidikan agama ditiap sekolah.
Khususnya bagi sekolah yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, yaitu SMA/SMK sampai dengan SLB. Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD NTB itu menilai, bahwa pelaksanaan Imtaq setiap Jum’at belum efektif.
Terutama dalam rangka memberikan pemahaman moral dan etika peserta didik bisa terjamin sesuai koridor agama. “Makanya saya minta agar jam pelajaran agama di SMA/SMK dan SLB itu bisa ditambah,” kata pria yang kerap disapa LBS (Lalu Budi Suryata) tersebut.
“Misalnya, diharuskan siswa melaksanakan sholat jama’ah bagi yang beragama Islam dan selanjutnya dilanjutkan adanya kultum (kuliah tujuh menit). Termasuk bagi agama lainnya juga menyesuaikan pada jam itu, ada jam kerohaniannya,” imbuhnya.
Mantan Ketua DPRD Sumbawa itu menegaskan, pemahaman pendidikan agama untuk melahirkan generasi yang bijaksana, agamis, sabar, pemaaf. “Yang lebih pentingnya lagi, menjauhkan diri dari segala perbuatan negatif,” kata Budi Suryata.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB itu juga mengatakan, penambahan jam pelajaran pendidikan agama akan dapat membentengi kalangan pelajar dari prilaku negatif di era perkembangan zaman saat ini.
Selain itu, para pelajar akan dapat terhindar melakukan perbuatan yang melanggar norma masyarakat. “Pendidikan agama adalah perisai diri untuk menjauhi segala perbuatan dosa atau melanggar hukum,” tegas Budi Suryata.
Menurut dia, prilaku insan yang terjerumus ke dalam perbuatan negatif lantaran kurangnya pendidikan agama. Apalagi, setiap individu mudah terpengaruh perbuatan negatif. Utamanya, pengaruh gadget dan arus informasi yang kian pesat saat ini.
“Saya minta Pak Kadis Dikbud tidak sebatas hanya mengimbau, tapi perlu aksi nyata dalam mencegah pengaruh gadget. Termasuk kita dukung pengawasan siswa pada jam pulang sekolah, namun tetap harus kontinyu dilakukan,” pungkas LBS. (red)