
NUSRAMEDIA.COM — Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi dilingkup Nusa Tenggara Barat trend mengalami penurunan. Dimana Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui instansi terkait bersama satgas terus menggencarkan upaya vaksinasi hewan ternak.
“Alhamdulillah, sudah proses treatment saja pemberian vaksin kepada hewan-hewan dan lain sebagainya,” ujar Sekda NTB Lalu Gita Ariadi, Rabu (23/11) di Mataram. Untuk mekanisme penanganan PMK di NTB, menurut pria yang kerap disapa Miq Gite ini, terus berjalan. Bahkan sudah tersosialisasikan dengan baik.
“Oleh instansi tekhnis melalui tim satgas (Satuan Tugas PMK NTB),” tegas mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) NTB tersebut. Asumsi secara nasional, menurut Sekda NTB, kasus PMK kini terjadi penurunan. Sementara berkaitan dengan pengiriman ternak tetap menggunakan pola/syarat yang ada.
“Jadi untuk pengiriman ternak, ada kajian dilapangan dengan mempertimbangkan banyak hal dan ada jaminan,” demikian dikatakan Sekda NTB. Sementara itu, Kepala Disnakeswan NTB Khairul Akbar menegaskan, lalulintas hewan rentan PMK secara umum dilaksanakan dengan ketentuan.
Yakni dengan menunjukkan hasil negatif uji laboratorium hewan bebas PMK melalui metode RT-PCR atau ELISA NSP maksimal 1 minggu sebelum keberangkatan. Hewan yang dilalulintaskan merupakan hewan ternak sehat dengan kepemilikan SKKH dan/atau Surat Veteriner yang diterbitkan sebelum keberangkatan dan telah memiliki surat riwayat kesehatan hewan.
Saat ini pula, masih kata dia, kasus PMK di NTB sudah semakin menurun. Hal ini disebabkan lantaran diterapkannya strategi utama dalam penanganan PMK di NTB. Antara lain, sebut Khairul Akbar, yaitu seperti Biosecurity, Pengobatan, Vaksinasi, Potong bersyarat dan Testing. “Jadi (Kasus PMK di NTB) sudah mulai menurun,” pungkasnya. (red)












