
NUSRAMEDIA.COM — Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal menginstruksikan agar kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) terus digalakkan.
Menurut orang nomor satu di NTB tersebut, GPM dinilai penting. Selain memudahkan akses masyarakat, juga penting untuk menstabilkan harga pangan.
Terlebih lagi dalam hal pengendalian inflasi. Oleh karenanya, Pemprov NTB bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus berkolaborasi menggelar GPM.
Maka dari itu, program tersebut dinilai menjadi salah satu langkah nyata pemerintah dalam menghadirkan pangan stabil dan terjangkau kepada masyarakat.
“GPM ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk memastikan harga pangan stabil dan terjangkau bagi masyarakat,” kata Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, Sabtu (01/11/2025).
Menurut Gubernur Iqbal, pemerintah akan selalu hadir untuk memberikan pelayanan terbaik serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan pangan.
GPM DIGELAR MERATA DI NTB
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB Aidy Furqan mengatakan, GPM diadakan untuk mendekatkan akses pangan murah yang menjangkau kebutuhan pangan masyarakat.
“Selain menjaga ketahanan pangan, kegiatan ini juga membantu mengendalikan inflasi daerah,” kata mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB itu.
Kegiatan GPM terbaru digelar di halaman Masjid Nurul Yaqin, Kelurahan Monjok, Lingkungan Monjok Bawak Culik, Kota Mataram. GPM tersebut menjadi kegiatan ke-30 dari rencana 40 kegiatan hingga Desember 2025.
Untuk diketahui, sebelumnya, GPM telah digelar di Kantor Desa Darmaji, Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata di Kabupaten Lombok Tengah. Kemudian di Lombok Barat.
Antara lainnya seperti di halaman SMA Negeri 1 Guungsari, Desa Sesaot, Desa Suranadi, Desa Mekarsari dan KUD Desa Dasan Treng lingkup Kecamatan Narmada, Lombok Barat.
Adapun di Kota Mataram seperti halnya di Lapangan Lingkungan Bumi apagutan Permai dan masih banyak lagi. “GPM ini digelar merata di seluruh wilayah Provinsi NTB,” kata Aidy Furqan.
Pelaksanaan GPM tidak terlepas dari sinergi Bapanas, Bulog, Bank Indonesia, distributor pangan, petani, UMKM, dan dinas terkait lainnya di tingkat kabupaten/kota.
“Selain stabilisasi pangan, program ini juga melihat perbedaan pola konsumsi masyarakat di desa dan kota. Agar perencanaan ketahanan pangan, baik pangan lokal maupun kebutuhan pokok sehari-hari bisa direncanakan lebih baik,” jelasnya.
Berbagai komoditas strategis yang dijual di setiap lokasi GPM, di antaranya beras SPHP, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih, dan tepung terigu. Semua komoditas tersebut dijual di bawah harga pasar. (*)













