Beranda HEADLINE APPIK Resmi Terbentuk, Boris Syaifullah Terpilih Sebagai Ketua Umum Pertama

APPIK Resmi Terbentuk, Boris Syaifullah Terpilih Sebagai Ketua Umum Pertama

Boris Syaifullah Terpilih Sebagai Ketua Umum Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia-Korea. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia-Korea (APPIK) resmi terbentuk dalam sebuah pertemuan bersejarah yang berlangsung pada 29 Januari 2025 di Bumi Perkemahan Jaka Garong, Yogyakarta. Dalam kesempatan ini, Boris Syaifullah, SH, terpilih sebagai Ketua Umum pertama, menandai awal perjalanan organisasi yang bertujuan untuk mewadahi serta memberdayakan para pekerja migran Indonesia yang pernah bekerja di Korea Selatan dan kini telah kembali ke tanah air.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh dari latar belakang organisasi yang beragam. Hadir di antaranya perwakilan BP3MI Daerah Yogyakarta, Pak Toni; Bapak Ari Purboyo selaku Komandan Jangkar Karat Indonesia; perwakilan KMC Indonesia; Persatuan Suara Pelaut; Owner Jempol Food; perwakilan ATNAKER KBRI Seoul, Bapak Dedi Supriadi; serta Bapak Sarjiman dari Korea Diningrat Indonesia. Selain itu, dukungan juga datang dari pimpinan berbagai organisasi seperti PELBAKORI, PELBACI, serta para mantan ketua PCINU, PCMuhammadiyah, Dewan Masjid, dan para mantan amir masjid di Korea Selatan, serta ketua berbagai paguyuban yang aktif pada masanya.

Baca Juga:  Ketua Umum APPIK Desak Pemerintah Usut Tuntas Kasus Penyerangan PMI di Malaysia

MISI DAN HARAPAN APPIK

Pembentukan APPIK menjadi tonggak penting bagi komunitas purna pekerja migran Indonesia-Korea. Dengan hadirnya organisasi ini, diharapkan para anggotanya memiliki wadah yang solid untuk berbagi pengalaman, memperluas jaringan, serta mengembangkan keterampilan dan peluang usaha setelah kembali ke Indonesia.

Dalam pidato perdananya, Boris Syaifullah menegaskan visi dan misi APPIK untuk menjadi organisasi yang tidak hanya kuat secara internal, tetapi juga memiliki manfaat nyata bagi kesejahteraan anggotanya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta sektor swasta, guna memastikan program-program yang dirancang dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi para purna pekerja migran.

Baca Juga:  Sejumlah Rekomendasi Komisi III DPRD NTB Terkait Empat BUMD

Boris juga menyampaikan filosofi kepemimpinannya dalam berorganisasi, yakni keseimbangan dalam mengambil keputusan. Menurutnya, sebuah organisasi tidak boleh sekadar melawan arus tanpa pertimbangan, karena akan berisiko tenggelam. Sebaliknya, mengikuti arus tanpa arah yang jelas juga dapat membuat organisasi terseok-seok. “Oleh karena itu, setiap langkah yang diambil harus diperhitungkan dengan matang, agar keputusan yang dibuat dapat diterima dengan baik dan membawa manfaat bagi seluruh anggota,” ujarnya.

LANGKAH KEDEPAN

Sebagai langkah awal, APPIK berkomitmen untuk menyusun program-program yang relevan dengan kebutuhan para purna pekerja migran Indonesia-Korea. Program tersebut meliputi pelatihan keterampilan, pengembangan usaha, serta pendampingan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Dengan adanya program ini, diharapkan para anggotanya dapat lebih siap menghadapi tantangan setelah kembali ke Indonesia dan dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan sosial serta ekonomi di tanah air.

Baca Juga:  Lingkar Hijau Sumbawa Sayangkan Sikap Ketua Komisi IV DPRD NTB, Ini Penegasan Hamdan Kasim

Boris Syaifullah juga mengajak seluruh anggota APPIK untuk bersatu dan membangun organisasi ini dengan semangat kebersamaan. Ia menekankan bahwa keberhasilan APPIK tidak hanya bergantung pada kepemimpinan, tetapi juga pada partisipasi aktif seluruh anggota. “Dengan kerja sama yang erat dan semangat gotong royong, APPIK diharapkan dapat menjadi wadah yang kuat bagi purna pekerja migran Indonesia-Korea dalam mencapai kesejahteraan dan kesuksesan di masa depan,” pungkas Boris Syaifullah. (*)