NUSRAMEDIA.COM — Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar kegiatan diskusi bersama awak media, Sabtu 3 Februari 2024.
Kegiatan itu berlangsung di Hotel Lombok Garden, Kota Mataram. Adapun tema yang diangkat : “Penguatan Kelembagaan Melalui Peningkatan Peran Partisipatif Media Dalam Pengawasan Tahapan Pemilu 2024”.
Diskusi yang berlangsung selama dua hari itu, dibuka langsung oleh Ketua Bawaslu Provinsi NTB, Itratip. Hadir pula sebagai pemateri, yaitu Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB, Nasrudin.
Dikesempatan ini, Ketua Bawaslu Provinsi NTB mengapresiasi kerja-kerja pers/jurnalistik selama ini. Disisi lain, hubungan Bawaslu NTB dengan media selama ini terjalin sangat baik.
Alhasil, kata Itratip, publik pun bisa mendapatkan gambaran secara nyata terkait tugas atau kerja-kerja Bawaslu hingga sejauh ini. “(Hubungan/jalinan baik ini) harus terus kita rawat dan pelihara,” kata Itratip.
Menurut dia, peran media dalam tahapan Pemilu sangat penting. Terlebih dalam melakukan pengawasan secara bersama. Oleh karena itu, pihaknya mengajak media mengawasi Pemilu secara bersama.
Ini demi terwujudnya Pemilu 2024 yang jujur dan adil. Selain itu pula, peran media juga dinilai sangat strategis. Terlebih dalam menangkal hoaks atau berita bohong. Ini mengingat hari “H” pemilu sudah dekat.
“Yang pasti, peran partisipatif media itu sangat penting. Maka dari itu, kami berterimakasih dan mengapresiasi atas apa yang dilakukan teman-teman media selama ini,” demikian dikatakan oleh Itratip.
Sementara itu, Ketua PWI Provinsi NTB Nasrudin sebagai pemateri menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan bersama oleh awak media.
Ia mengingatkan kembali terkait pentingnya Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dalam melaksanakan tugas-tugas jurnalistik dilapangan. Terlebih dalam masa pemilu.
Ia berharap, agar peran pers dapat dimaksimalkan. Apalagi dalam menangkal hoaks. Media harus bersikap netral, berimbang, dan tidak provokatif. Terlebih dalam hal kerja jurnalistik.
“Saya ingin mengingatkan kembali, etika kita kerja dalam bertugas. Landasan moral dan etika profesi dalam menegakkan intergritas dan profesionalisme,” tegas Nasrudin.
Meski demikian, Nasrudin mengaku pers/wartawan di NTB diyakini betul tengah memahami berbagai hal tersebut. Karena sejauh ini sebagian besar wartawan di NTB telah mengikuti uji kompetensi. (red)