
NUSRAMEDIA.COM — Tepat tanggal 17 Desember 2024 esok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) genap memasuki usianya yang ke 66 tahun. Mengingat ini sebuah momen penting sebagai peringatan hari lahir NTB, berbagai elemen menyampaikan harapannya.
Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2 Pulau Lombok, H Abdul Hadi mengajak semua pihak untuk sejenak bersama-sama merenung, bergandengan dan menyatukan langkah terkait arah kedepan yang lebih baik.
“Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 Nusa Tenggara Barat (NTB), kita patut merenung
sejenak sekaligus menyusun langkah ke depan demi mewujudkan NTB Hebat, seiring upaya
besar menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya, Senin (16/12/2024).
Menurut Eks Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB itu, bahwa usia yang ke 66 ini menjadi momentum refleksi. “Dimana kita dihadapkan pada tantangan baru sekaligus peluang besar untuk membawa NTB ke tingkat yang lebih tinggi dalam pembangunan, khususnya di era kepemimpinan baru hasil Pileg dan Pilkada 2024,” tuturnya.
“Pesta demokrasi telah usai, saatnya bekerja bersama membangun daerah kita,” sambung pria yang kini duduk di Komisi V DPR Republik Indonesia tersebut kepada NUSRAMEDIA usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD NTB terkait HUT NTB ke-66 di Mataram
PARIWISATA SEBAGAI TULANG PUNGGUNG EKONOMI NTB
Dikesempatan ini, Abdul Hadi juga mengungkapkan soal pariwisata. Menurut dia, pariwisata adalah tulang punggung ekonomi NTB. Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, NTB terus mencatatkan pertumbuhan di sektor pariwisata.
“Berdasarkan data terakhir, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke NTB pada tahun 2023 mencapai lebih dari 1 juta orang. Bahkan dalam catatan berjalan di tahun 2024 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara sudah mencapai lebih 2 juta wisatawan,” bebernya.
Dikatakannya, bahwa kehadiran sirkuit MotoGP di Mandalika menjadi magnet global yang memperkenalkan NTB sebagai tujuan wisata kelas dunia. “Oleh karena itu, harus terus dijaga dan ditingkatkan infrastrukutur serta sarananya,” saran Eks Ketua DPW PKS NTB tersebut.
Selain itu, masih kata dia, potensi wisata religi di Lombok yang dikenal sebagai “Pulau Seribu Masjid” semakin mengukuhkan posisi NTB di peta pariwisata internasional. Bahkan, ia menilai NTB juga sangat berpotensi sebagai destinasi sport tourism unggulan Indonesia.
Ini dengan adanya sirkuit MotoGP di Mandalika serta akan adannya Pekan Olahraga Nasional (PON) XXIl pada tahun 2028 di NTB dan NTT. “Semua pihak harus bersiap menjamu seluruh tamu yang akan hadir dari seluruh penjuru tanah air. Sarana dan prasarana serta infrakstrukur harus betul-betul disiapkan dengan matang untuk menyukseskan pesta olahraga nasional terbesar ini,” ingatnya.
“Namun, di tengah keberhasilan ini, kita juga menghadapi tantangan besar yaitu bagaimana memastikan pariwisata tidak hanya berkembang, tetapi juga berkelanjutan. Infrastruktur harus terus ditingkatkan, seperti akses jalan menuju destinasi wisata, bandara yang lebih modern, dan layanan digital yang memadai,” imbuhnya.
Selain itu, lebih lanjut dikatakan Abdul Hadi, pengembangan SDM pariwisata juga menjadi prioritas, dengan pelatihan berkelanjutan bagi pemandu wisata, operator hotel, dan pelaku usaha kreatif lokal. “Pariwisata NTB harus menjadi sektor yang inklusif, melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata,” tegasnya.
NTB SEBAGAI LUMBUNG PANGAN NASIONAL
Disisi lain, Abdul Hadi juga membeberkan potensi lainnya yang dimiliki NTB. “Selain pariwisata, NTB memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan nasional. Data statistik menunjukkan bahwa NTB menyumbang lebih dari 2,5 juta ton gabah kering giling pada tahun 2023, menjadikannya salah satu produsen padi terbesar di Indonesia,” katanya.
Kemudian, kata dia, produksi jagung mencapai lebih dari 1,6 juta ton, yang sebagian besar diekspor ke luar daerah. Sektor peternakan juga mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan, dengan NTB menyuplai kebutuhan daging sapi untuk beberapa provinsi lain.
“Namun, untuk mewujudkan NTB sebagai lumbung pangan yang berdaya saing, kita memerlukan modernisasi sektor pertanian. Penggunaan teknologi pertanian presisi, pengelolaan irigasi yang efisien, dan diversifikasi komoditas menjadi kunci utama,” lanjutnya.
Adapun disisi lain, menurut dia, pemerintah daerah perlu memperkuat sinergi dengan akademisi dan swasta untuk riset dan pengembangan teknologi di sektor ini. “Kita juga harus memperhatikan kesejahteraan petani dan nelayan dengan kebijakan harga yang stabil dan akses yang lebih mudah terhadap pembiayaan usaha,” ungkapnya.
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Sebagai daerah kepulauan, menurut Abdul Hadi, sektor kelautan dan perikanan NTB juga menyimpan potensi luar biasa. Dimana pada tahun 2023, produksi perikanan tangkap NTB mencapai lebih dari 280 ribu ton, sementara perikanan budidaya menghasilkan sekitar 150 ribu ton.
“Namun, potensi ini belum dikelola secara optimal. Masalah infrastruktur pelabuhan, teknologi penangkapan ikan, dan akses pasar masih menjadi kendala utama. Kedepan, pengembangan sektor ini memerlukan pendekatan yang lebih modern,” sarannya.
“Peningkatan teknologi budidaya perikanan, pengembangan kawasan minapolitan, dan diversifikasi produk olahan laut harus menjadi prioritas. Selain itu, pemerintah perlu memastikan perlindungan terhadap ekosistem laut agar keberlanjutan sektor ini tetap terjaga,” imbuhnya.
Maka dari itu, Legislator Senayan asal Lombok tersebut mengatakan, bahwa peran aktif nelayan lokal dalam pengelolaan sumber daya laut juga harus ditingkatkan melalui program pemberdayaan berbasis komunitas.
KOLABORASI UNTUK NTB HEBAT
Mewujudkan NTB Hebat menuju Indonesia Emas 2045, tegasnya, bukanlah tugas satu pihak semata, melainkan tanggung jawab kolektif semua pemangku kepentingan. Yakni tentunya pemerintah di semua level, dari provinsi hingga desa, harus bekerja bahu-membahu dengan dunia usaha, akademisi, dan masyarakat.
“Kolaborasi ini mencakup perencanaan pembangunan yang terintegrasi, pengelolaan anggaran yang transparan, dan pengawasan yang partisipatif. Kita juga harus memanfaatkan momentum regenerasi kepemimpinan hasil Pileg dan Pilkada 2024 untuk membawa semangat baru dalam tata kelola pemerintahan,” harapnya.
“Kepemimpinan yang responsif, inovatif, dan inklusif sangat diperlukan untuk menjawab tantangan zaman. Para pemimpin baru harus mampu menjadi jembatan yang menghubungkan aspirasi masyarakat dengan kebijakan yang berpihak pada kepentingan bersama,” tambahnya lagi.
NTB HEBAT : VISI KE DEPAN
Menurut Abdul Hadi, bahwa di usia yang ke 66 ini, NTB harus mampu menjadi teladan dalam pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada potensi lokal. Dengan kolaborasi yang solid, inovasi teknologi, dan semangat
kebersamaan, NTB dapat menjadi pilar utama Indonesia Emas 204S.
“Olrh karena itu, mari kita wujudkan NTB Hebat yang tidak hanya membanggakan masyarakatnya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Saatnya bergerak bersama menuju masa depan yang lebih gemilang,” demikian Abdul Hadi menambahkan. (*)
