
NUSRAMEDIA.COM — Antisipasi dampak pergantian musim di Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Provinsi NTB dan pemangku kebijakan terkait melakukan koordinasi strategis bersama kabupaten/kota.
Selain kebakaran hutan, dampak kekeringan menjadi prioritas dengan rekayasa cuaca. Penjabat Sekretaris Daerah, Ibnu Salim mengatakan, upaya strategis dalam penanganan harus pula memperhatikan pencegahan.
Dalam hal ini, kata dia, langkah permanen dalam menyelesaikan kekeringan. “Kita berharap rapat koordinasi ini akan menghasilkan langkah strategis,” kata mantan Inspektur Inspektorat Provinsi NTB tersebut, Kamis (13/06/2024).
“Selain dukungan anggaran, pencegahan atau mitigasi harus dilakukan terus menerus untuk mengurangi resiko bencana. Seperti pembuatan sumur bor dan sumber air lebih awal,” sambungnya di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur.
Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, Ahmad Yani mengatakan, salah satu yang dibahas adalah rekayasa cuaca di delapan zona merah di NTB.
BPBD tahun ini juga telah menyiapkan 200 unit tanki air per kabupaten/kota. “Delapan zona merah untuk Karhutla itu selain KLU dan Dompu sedangkan kekeringan potensinya di selatan Lombok dan timur pulau Sumbawa seperti dikatakan Pj Sekda,” sebutnya.
Rekomendasi kesiapsiagaan bencana kekeringan dan karhutla ini berdasarkan koordinasi teknis pihak terkait se kabupaten/ kota yang dihadiri 80 orang perwakilan dari TNI/ Polri, instansi, lembaga swadaya dan lembaga lain yang terkait. (red)
