
NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Salman Alfarizi menyoroti serius perihal kerusakan lingkungan. Pasalnya, kerusakan hutan/lingkungan masih menjadi permasalahan serius yang menjadi “PR” di Provinsi NTB.
Dimana dinilai telah memicu berbagai bencana alam. Namun, upaya perbaikan lingkungan dinilai kurang serius dilakukan oleh pemerintah daerah, khususnya dalam hal penanaman kembali kawasan hutan yang gundul.
Oleh karenanya, Legislator Udayana jebolan Dapil V Sumbawa-KSB itu mendorong Pemerintah Provinsi NTB untuk kembali menggalakkan gerakan penghijauan sebagai langkah preventif untuk mencegah kerusakan hutan lebih lanjut dan mengurangi potensi bencana alam.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memastikan ketersediaan bibit pohon secara massal serta mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam penanaman. “Sediakan bibit pohon yang sesuai dengan lingkungan lokal,” saran Haji Salman kerap ia disapa.
“Seperti kemiri, yang tidak hanya memiliki nilai ekonomi tinggi, tetapi juga berfungsi sebagai konservasi tanah. Gerakan penghijauan ini harus diinisiasi oleh pemerintah,” sambung politisi Partai Amanat Nasional (PAN) terssbut di Mataram.
Selain pengadaan bibit, menurut Eks Anggota DPRD Kabupaten Sumbawa tersebut, juga penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penghijauan kembali di hutan-hutan rusak/gundul.
“Penanaman pohon harus melibatkan masyarakat secara langsung. Tidak hanya menanam pohon, tetapi yang tak kalah penting adalah bagaimana pemerintah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga alam,” ujar Haji Salman.
Tak hanya itu, ia menilai pemerintah juga perlu menggencarkan penyuluhan mengenai dampak langsung dari kerusakan hutan, seperti longsor, kurangnya sumber mata air, banjir yang semakin meluas dan lain sebagainya.
“Banjir yang sering terjadi belakangan ini adalah akibat dari berkurangnya area penghijauan. Oleh karena itu, tindakan nyata harus segera diambil agar tidak terlambat, dan masyarakat harus menyadari hal ini,” ungkap Haji Salman.
Maka dari itu, ia menekankan bahwa masyarakat tidak hanya perlu dilibatkan dalam proses penanaman pohon, tetapi juga diberikan pemahaman tentang cara merawat pohon agar dapat bertahan lama dan memberikan manfaat jangka panjang.
Ia meyakini bahwa dengan kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan semangat penghijauan dapat bangkit kembali, memberikan dampak positif bagi lingkungan, serta mengurangi risiko bencana alam dimasa mendatang.
“Harapannya, pemerintah dan masyarakat bisa menjadikan gerakan penghijauan ini bukan hanya program sesaat, tetapi sebagai kebiasaan yang terus dijaga,” harap pria yang duduk di Komisi II DPRD Provinsi NTB tersebut.
“Inisiatif untuk memperkenalkan jenis-jenis pohon yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi dapat menjadi solusi jangka panjang bagi perbaikan alam serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena, dampaknya akan dirasakan oleh anak cucu kita,” demikian Haji Salman menambahkan. (red)
