NUSRAMEDIA.COM — Wakil Bupati Sumbawa, Hj. Dewi Noviany, M.Pd., mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam penangan stunting. Hal tersebut disampaikan Wabup Novi membuka secara resmi Rapat Aksi 8 Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022, Senin (30/1/23) lalu.
Rapat yang terlaksana di Ruang Rapat H. Hasan Usman Lantai I Kantor Bupati Sumbawa ini dipimpin oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Sumbawa yang sekaligus merupakan Ketua Tim Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting (TP3S) Kabupaten Sumbawa. Turut hadir sejumlah Kepala Perangkat Daerah Kab. Sumbawa beserta jajarannya.
Dikatakan Varian, tujuan rapat ini untuk Mendapatkan informasi tentang capaian kinerja program kegiatan P3S, Kemajuan pelaksanaan rencana kegiatan P3S yang telah disepakati pada rembuk stunting, Mengidentifikasi pembelajaran dan merumuskan masukan perbaikan sebagai umpan balik untuk perencanaan dan penganggaran program/kegiatan priorotas, Penetapan lokasi fokus, serta Desain dan upaya perbaikan penyampaian layanan pada tahun berikutnya.
Dalam sambutannya, Wabup menyampaikan bahwa berdasarkan hasil elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) kepada baduta dan balita pada bulan agustus 2022, angka stunting di Kabupaten Sumbawa mengalami prevelansi penurunan dari 8,39% pada tahun 2021 menjadi 8,11 % pada tahun 2022. Hal ini menjadi catatan baik dan juga tantangan bagi para petugas untuk lebih baik lagi dalam hal penanganan stunting di Kab. Sumbawa pada tahun 2023.
“Dengan ini, saya mengajak bapak ibu semua, baik para Perangkat daerah, TP3S, NGO, Perguruan tinggi, Kecamatan/desa/kelurahan dan lain-lain, agar bersinergi gotong royong dalam penanganan stunting dengan menentukan jumlah kasus absolut stunting yang akan di intervensi ditangani selama tahun 2023 secara swadaya gotong royong di 12 lokasi khusus desa tahun 2023 maupun 157 desa/kelurahan secara keseluruhan,” tegas Wabup
Melalui review kinerja tahunan ini, Wabup berharap agar perangkat daerah, kecamatan, desa, kelurahan, perguruan tinggi, NGO, lembaga profesi lebih semangat dalam melakukan penanganan stunting. Baik melalui intervensi spesifik maupun sensitive, sehingga sasaran baduta balita stunting ataupun keluarga beresiko stunting dapat di minimalkan. (red)