NUSRAMEDIA.COM — Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah mendorong semua desa yang ada di NTB agar dapat naik tingkat ke level Nasional.
Penegasan itu bermula lantaran melihat komitmen Desa Dasan Lekong, Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur menjadi satu-satunya desa wisata berbasis sampah di Lombok Timur bahkan NTB.
“Komitmen desa ini menjaga lingkungan dengan program lingkungan yang kreatif sejak empat (4) tahun lalu sangat baik. Baik sekali kalau predikat itu bisa naik secara nasional,” katanya.
“Karena tak banyak desa wisata kita yang berbasis sampah,” tambah orang nomor dua di NTB tersebut di Gedung Serbaguna Raden Patik Wadira, Desa Dasan Lekong, Kecamatan Sukamulia, Lombok Timur pada Jum’at (12/8) kemarin.
Kreatifitas dalam gerakan menjaga lingkungan akan berdampak juga pada kesehatan dan pendidikan. Karena menurut Wagub, generasi yang pintar berasal dari generasi sehat.
Itulah sebabnya, masyarakat yang sudah kompak dan memiliki pemimpin yang memahami persoalan membuat kegiatan akan berkelanjutan. Mulai dari memilah sampah yang tidak menimbulkan penyakit.
“Mendaur ulang sampah di bank sampah dan menghidupkan aktifitas posyandu keluarga dengan memperhatikan gizi anak,” kata Wagub sembari mengingatkan agar kasus stunting bisa ditekan bahkan dihilangkan.
Dia mengapresiasi pula pembangunan gedung serbaguna yang mampu menaikkan pendapatan desa. Ini meski mengingatkan tujuan pembangunan desa.
Yaitu dalam Sustainable Development Goals atau SDGs, namun desa fokus pada layanan dasar pembangunan sumber daya manusia. “Asalkan pembangunan tidak selalu diprioritaskan untuk infrastruktur saja,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Dasan Lekong, Lalu Muhammad Rajabul Akbar mengatakan, desanya akan memulai program biogas dari sampah agar bisa swada bahan bakar gas. Dalam kegiatan program pilah sampah dari rumah, warga telah memulainya sejak pagi dengan clean up.
Beberapa hasil daur ulang sampah desa ini diantaranya batu hias berbahan styrofoam dan kain yang tidak terurai yang dirangkai kegiatan berbagi makanan dengan 600 orang warga desa.
“Kami akan berikhtiar dengan desa wisata berbasis sampah yang sudah ditetapkan oleh Pemkab Lotim agar menjadi desa wisata berbasis sampah nasional,” demikian tutupnya. (red)