
NUSRAMEDIA.COM — Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB Khairul Akbar yang dikonfirmasi, menepisnya adanya anggapan bahwa pihaknya tidak bergerak cepat menyikapi persoalan ini. “Teman-teman medis dan paramedis bergerak terus,” ujarnya.
Meski demikian, ia tak menampik bahwa di daerah masih kekurangan obat. Tetapi pihaknya masih mengusahakan bantuan obat dari pusat. Disisi lain, dia juga mengungkapkan bahwa pemerintah pusat juga telah melakukan refocusing dalam menyikapi persoalan ini.
“Pusat juga sudah refocusing anggaran sebesar Rp 42 miliar untuk penanganan PMK,” katanya. Untuk menindaklanjuti itu setiap saat Disnakeswan NTB mengirim data kasus ke krisis center PMK 2022. Adapun usulan obat itu ia mengaku belum meminta secara tertulis.
Namun, sambung Khairul Akbar, permintannya tetap disampaikan pada setiap pertemuan. “Belum kita minta secara tertulis, tetapi diminta secara lisan dalam pertemuan-pertemuan dengan pusat. Pusat juga dalam proses pembelian vaksin,” ungkapnya.
Berkaitan dengan dana BTT, ia menegaskan, bahwa Disnakeswan tidak bisa menggunakan dana tersebut untuk pembelian obat. Mengingat status PMK di Lombok bukan berstatus wabah. Berdasarkan data Disnakeswan NTB pertanggal 6 Juni 2022, kasus PMK Sapi mencapai 19.191.
Sedangkan yang masih sakit 10.767 ekor, sembuh 8.330 dan potong paksa 86 ekor. Lombok Timur masih mendominasi kasus PMK yaitu sebanyak 8.644 kasus yang masih sakit 3.795 lalu yang sembuh 4.795. Adapun potong paksa sebanyak 54 ekor.
Kedua di Lombok Tengah PMK menyerang 4.659 ekor Sapi. Adapun yang masih sakit 2.220 ekor, sembuh 2.348 dan potong paksa 1 ekor. Berikutnya di Lombok Barat sebanyak 4.646 ekor Sapi yang terserang. Yang masih sakit 3.529 ekor, sembuh 1.112 ekor, potong paksa 2 dan mati 3 ekor.
Sisanya masih juga terjadi di Kota Mataram dan Lombok Utara. Malah di Lombok Utara telah menyerang 1.072 ekor dan yang sudah sembuh 10, mati 3 dan potong paksa 5 ekor. Di Mataram 260, sakit 171, sembuh 65 dan potong paksa 24. (red)
