
NUSRAMEDIA.COM — Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Nusa Tenggara Barat 2022 mengalami peningkatan. Betapa tidak, dari target 36,97 persen hingga akhir tahun 2022, terlealisasi sebesar 43,11 persen yaitu mencapai 116,61 persen.
Meningkatkanya PAD, tentunya tidak terlepas dari upaya dan inovasi pelayanan yang terus dilakukan oleh pihak Bappenda NTB. Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) NTB, Eva Dewiyani menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan.
Yaitu untuk meningkatkan pendapatan dalam tahun 2022. Seperti peningkatan kualitas layanan dengan berbagai inovasi. Antara lainnya seperti QRIS, Samdel, Samsat Apps dan lain sebagainya. Kemudian melaksanakan kegiatan yang lebih dekat dengan masyarakat.
Yakni melalui Samsat Nigh Music, Samsat Go To School dan Samsat Motor serta meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder. “Layanan yang kami siapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat. Terutama untuk membayar pajak semakin tinggi,” katanya, Rabu (04/01/2023).
Dijelaskannya, realisasi pendapatan daerah tahun 2022 didominasi oleh pendapatan transfer sebesar 56,28, PAD sebesar 43,11 persen dan LLPD sebesar 0,61 persen. Pendapatan Asli Daerah sendiri telah terealisasi sebesar Rp2,28 triliun atau 83,30 persen dengan penyumbang terbesar dari komponen pajak daerah 74,78 persen.
Kemudian menyusul lain-lain PAD yang sah sebesar 22,45 persen, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 2,22 persen dan retribusi daerah 0,55 persen. “Adapun penerimaan realisasi PAD tersebut meningkat Rp392,94 miliar atau sebesar 20,81 persen dari periode yang sama (bulan) Desember tahun anggaran 2021,” jelasnya.
Dilanjutkannya, adapun kelima komponen pajak daerah tahun 2022 mengalami peningkatan dari penerimaan tahun sebelumnya. Disebutkannya, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terealisasi sebesar Rp512,74 miliar meningkat 10,92 persen.
Ini juga sebagai dampak positif dari Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 97 Tahun 2022 Tentang Insentif Pajak Kendaraan Bermotor. Kemudian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) terealisasi sebesar Rp353,84 miliar meningkat 11,02 persen atau Rp35,11 miliar.
Ini ditandai dengan meningkatnya penerimaan dari kendaraan baru, PBBKB terealisasi Rp412,84 miliar meningkat 45,69 persen atau Rp129,49 miliar. Dimana hal ini akibat kenaikan harga BBM di tahun 2022, penetapan tarif tunggal serta event skala nasional dan internasional yang berlangsung diwilayah NTB.
Dalam RPJMD NTB Tahun 2019-2023, Bappenda termasuk dalam OPD yang mengusung misi kedua. Yakni “NTB Bersih dan Melayani” dengan indikator kinerja utama adalah kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah. (red)
