Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memperkuat posisinya sebagai simbol tujuan wisata ramah Muslim. (Ist,)

NUSRAMEDIA.COM — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memperkuat posisinya sebagai simbol tujuan wisata ramah Muslim (Moslem Friendly) di Indonesia.

Langkah strategis ini melibatkan penguatan layanan ramah Muslim, pelatihan sumber daya manusia (SDM), kolaborasi lintas sektor (Pentahelix), serta penggunaan narasi inklusif yang menonjolkan kenyamanan bagi semua wisatawan, tanpa terkecuali.

NTB sendiri telah meraih predikat Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia dalam ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) pada tahun 2019 dan 2023. Pada tahun 2025, NTB berhasil meraih peringkat ke-3 Nasional, hanya berada di bawah Jawa Barat dan Sumatera Barat.

“Predikat ini harus dijaga dan ditingkatkan. Salah satunya melalui penguatan kualitas layanan, peningkatan kapasitas SDM, serta penerapan sertifikasi halal di setiap sektor pariwisata,” ujar Mulki, Sekretaris Dinas Pariwisata NTB, dalam acara Workshop Penguatan Muslim Friendly Tourism yang digelar di Mataram pada Kamis, 13 November 2025.

Baca Juga:  Pj Sekda Pimpin Rapat Persiapan Menuju HUT NTB ke-67

Mulki menambahkan bahwa upaya ini juga sejalan dengan visi pembangunan daerah NTB yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Fokus utama dari RPJMD adalah penguatan sektor pariwisata, dengan penekanan pada destinasi prioritas, pengembangan Desa Wisata Maju, MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions), serta promosi wisata halal.

KOLABORASI UNTUK WISATA HALAL BERKELANJUTAN

Perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, Nungki Yuniar, juga mengungkapkan bahwa arah kebijakan daerah kini menekankan pentingnya pariwisata berkelanjutan, peningkatan aksesibilitas, serta promosi global. Salah satu branding utama NTB adalah Lombok Sumbawa Infinity Experience, yang menggambarkan potensi pariwisata di kedua pulau tersebut sebagai pengalaman tak terbatas yang mengutamakan kenyamanan bagi wisatawan Muslim.

Baca Juga:  Peluang Penting NTB Perkuat Pemerataan Layanan Kesehatan

“Pelaksanaan wisata halal di NTB didukung oleh regulasi yang solid, seperti Perda No. 2 Tahun 2016 tentang Pariwisata Halal dan Pergub No. 51 Tahun 2015 tentang Wisata Halal. Regulasi ini memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan wisata halal di daerah kami,” jelas Nungki.

PENGUATAN KOLABORASI MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN

Workshop yang diselenggarakan di Mataram ini menjadi forum penting bagi kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas dalam rangka meningkatkan kualitas layanan wisata halal di NTB.

Baca Juga:  HUT NTB ke-67 : "Gerak Cepat, NTB Hebat"

Forum ini bertujuan untuk menyusun standar pelayanan serta mempercepat proses sertifikasi halal di sektor pariwisata. Diharapkan, melalui kolaborasi ini, NTB dapat menjadi contoh daerah yang berhasil mengembangkan wisata halal secara berkelanjutan dan inklusif.

“Komitmen bersama ini akan memastikan bahwa NTB tetap dikenal sebagai Pulau Seribu Masjid, yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan kenyamanan bagi semua wisatawan,” kata Mulki, menutup sesi workshop.

Dengan berbagai langkah ini, NTB bertekad untuk terus mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia, sekaligus memperkenalkan ke dunia luar bahwa Lombok-Sumbawa bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga simbol keberagaman, toleransi, dan kenyamanan bagi wisatawan Muslim dari seluruh penjuru dunia. (*)