NUSRAMEDIA.COM — Tembakau adalah salah satu komoditas pertanian yang strategis. Karena mempunyai daya saing yang tinggi. Terlebih tembakau juga menjadi salah satu komoditas yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
Provinsi NTB menjadi salah satu produsen tembakau terbesar di Indonesia. Maka dari itu, Pemprov NTB menjadikan salah satu fokus dan prioritas. Terutama pada pengembangan dan peningkatan seluruh sektor tanaman tembakau.
Termasuk para petani tembakau dan Industri Kecil Menengah (IKM) yang memproduksi tembakau di NTB. Sebagai bentuk nyata dan upaya meningkatkan sektor tembakau, Dinas Perindustrian (Disperin) NTB menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek).
Bimtek Pengolahan Diversifikasi Tanaman Tembakau di Provinsi NTB itu terlaksana tepatnya diwilayah Senggigi lingkup Kabupaten Lombok Barat. Sebanyak 20 peserta yang berasal dari Desa Semoyang, Lombok Tengah dengan berbagai macam latar belakang dilibatkan.
Yakni mulai dari kalangan mahasiswa, dosen, petani tembakau hingga pelaku usaha tembakau. Kegiatan Bimtek tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti diwakili Kabid Pembangunan Sumber Daya (PSD), Lalu Luthfi belum lama ini.
Kabid PSD Disperin Provinsi NTB Lalu Luthfi yang dikonfirmasi membenarkan adanya kegiatan tersebut. Dengan adanya Bimtek itu, wawasan para peserta semakin bertambah. Dimana persoalan tembakau tidak hanya fokus pada pembuatan rokok.
“Dengan adanya kegiatan bimtek, diharapkan para peserta nantinya bisa mengetahui bahkan memproduksi sendiri produk-produk turunan lainnya dari tembakau tidak hanya membuat rokok,” kata Lalu Luthfi pada Kamis 6 Oktober 2022 di Mataram.
Diungkapkannya, dalam kegiatan bimtek itu menghadirkan salah seorang Dosen di Universitas Mataram (Unram) yakni atas nama Murad yang juga sebagai instruktur dan narasumber. “Doktor Murad adalah salah satu peneliti yang konsen terhadap komoditas tembakau terutama di Lombok,” kata Kabid.
“Beliau menjadi salah satu peneliti pertama di NTB yang meneliti asap cair. Asap cair adalah salah satu produk yang bisa dihasilkan dari tembakau, tepatnya dari batang tembakau,” demikian Lalu Luthfi menambahkan.
Sebelumnya, Murad menyampaikan bahwa, komoditas tembakau memiliki banyak potensi. “Tidak hanya dari daun tembakaunya saja, tetapi bagian-bagian tanaman tembakau lainnya bisa dimanfaatkan juga. Seperti batang tembakau jika diproses bisa menghasilkan produk asap cair dan briket,” ungkapnya.
Dia menilai, kegiatan pertanian tembakau di Lombok saat ini masih kurang efisien dan efektif. Hal itu dikarenakan para petani tembakau pada saat memanen hanya memperhatikan daun tembaku, sehingga banyak limbah yang dihasilkan dari kegiatan pemanenan tembakau.
Limbah sisa tembakau itu, ungkap dia, seperti batang, akar, dan bunga tembakau tidak termanfaatkan dengan baik dan menjadi masalah. Padahal, sambung dia, batang, akar hingga bunga tembakau jika diproses akan menghasilkan suatu produk.
“Limbah batang tembakau bisa kita proses dengan proses pirolisis atau pembakaran dengan suhu tinggi dan sedikit udara yang nantinya bisa kita dapatkan sekaligus 2 produk yaitu arang batang tembakau dan asap cair,” urai Doktor Murad.
Untuk diketahui, kegiatan Bimtek itu ditutup di Desa Semoyang, Lombok Tengah. Pentupan bimtek dilakukan langsung oleh Kepala Disperin Provinsi NTB, Nuryanti. Dikesempatan itu, Kadisperin menyampaikan beberapa hal.
Pertama, ia menegaskan, bahwa pihaknya akan membuat ekosistem di desa tersebut. “Kita akan membuat ekosistem di Desa Semoyang ini mulai dari rantai pasok, produksi para kelompok kecil usaha tembakau, hingga pemasaran yang berpusat, dan nantinya Desa Semoyang akan menjadi Sentra Industri Tembakau,” katanya.
Disperin NTB, masih kata Nuryanti, juga akan fokus untuk mengembangkan sektor tembakau. “Maka dari itu, kita akan membuat sentra industri tembakau di Desa Semoyang. Entah itu nanti bentuknya KIHT,” ujar perempuan yang dikenal santun dan ramah tersebut.
“Yang terpenting untuk menjadi sentra maka harus memiliki bahan baku yang banyak, produksi yang besar dan tidak hanya berfokus pada produk rokok yang masih banyak kontra di masyarakat, juga potensi pasar yang besar di luar daerah,” demikian Nuryanti menambahkan.
Sementara itu, Doktor Murad yang turut hadir dipenutupan bimtek itu juga memberikan beberapa saran dan rekomendasi apa saja yang dapat dilakukan di Desa Semoyang dengan potensi tembakaunya.
“Desa Semoyang sudah bisa memproduksi produk tembakau selain rokok, tinggal kita memastikan data kemampuan bahan baku yang ada di Desa Semoyang. Untuk hal ini, kita bisa mengirim mahasiswa kami untuk melakukan penelitian jumlah bahan baku yang tersedia di Desa Semoyang,” pungkasnya.
Sekedar informasi, penutupan bimtek juga diakhiri dengan diskusi bersama para tokoh masyarakat desa setempat dan para pelaku usaha tembakau serta pelaku usaha kerajinan dari desa lainnya yang akan menjadi potensi pengguna produk asap air turunan tembakau yang bermanfaat untuk bahan pengawet furnitur dan kerajinan. (red)