
NUSRAMEDIA.COM — Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar mengapresiasi langkah Provinsi NTB yang dinilai sebagai salah satu daerah paling progresif.
Terutama dalam mendorong perkembangan ekonomi dan perbankan syariah di Indonesia. “Provinsi NTB adalah salah satu yang paling berani dan cepat mengedepankan ekonomi syariah,” katanya.
“Transformasi BPD NTB menjadi Bank NTB Syariah adalah contoh nyata komitmen tersebut,” sambungnya saat menghadiri Opening Ceremony Indonesia Ekonomi Syariah (IES) Forum dan Expo 2025.
Yakni tepatnya di Halaman Masjid Hubbul Wathan atau Islamic Center NTB pada Kamis (23/10/2025). Giat itu merupakan bagian dari Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025.
Adapun tema besar yang diangkat dalam kegiatan yang rencananya akan berlangsung hingga 26 Oktober 2025 tersebut, yakni “Santri Berdaya, Ekonomi Syariah Mendunia”.
Menag Nasaruddin menekankan pengembangan ekonomi syariah bukan berarti upaya “syariatisasi” perda, melainkan pendekatan ekonomi yang berlandaskan nilai keadilan dan keberkahan universal.
Disebutkannya, bahwa sejumlah negara seperti Inggris, Belanda, Jepang hingga Amerika Serikat kini justru menjadi pelopor ekonomi dan industri halal dunia.
“Kita harus berbangga, Indonesia adalah negara muslim terbesar yang mampu menjaga moderasi, toleransi dan stabilitas politik serta ekonomi yang luar biasa. Inilah kekuatan kita,” ujarnya.
NTB BANGGA JADI TUAN RUMAH FORUM STRATEGIS SKALA NASIONAL
Nampak pula hadir membersamai Menag Nasaruddin, yakni Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri. Dalam sambutannya, Wagub menyampaikan beberapa hal.
Ia mengaku bangga dan bahagia atas kepercayaan yang diberikan kepada NTB sebagai tuan rumah forum strategis berskala nasional. “Kami merasa bangga dan berbahagia,” katanya.
“Bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia Ekonomi Syariah Forum dan Expo 2025. Sebuah forum strategis yang mempertemukan para pelaku ekonomi syariah, akademisi, praktisi serta pengambil kebijakan dari seluruh penjuru Indonesia,” imbuhnya.
Wagub menerangkan, Provinsi NTB memiliki komitmen kuat menjadi pusat ekonomi syariah di kawasan Indonesia Timur, melalui berbagai langkah strategis.
Antara lainnya seperti pemberdayaan ekonomi pesantren dan santripreneur, pengembangan produk halal dan UMKM, inovasi keuangan syariah serta optimalisasi zakat, infaq dan wakaf produktif, untuk kesejahteraan masyarakat.
“Keberhasilan ekonomi bukan semata diukur dari angka pertumbuhan, tetapi dari keberkahan dan manfaat sosial yang dirasakan seluruh lapisan masyarakat,” kata Wagub.
“Kami berharap forum ini memperkuat kolaborasi demi kemajuan umat dan kesejahteraan bangsa,” demikian orang nomor dua di NTB tersebut menambahkan.
NTB DIJADIKAN CONTOH NYATA
Dikesempatan yang sama, Direktur Istiqlal Global Fund, Ahsanul Haq menjelaskan forum ini lahir dari kegelisahan atas belum meratanya implementasi ekonomi dan keuangan syariah pada lapisan masyarakat.
Menurut National International Economic Index, Indonesia kini menempati peringkat ke-3 dunia dalam potensi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah.
“Kami memulai gerakan ini dari masjid sebagai pusat spiritual, sekaligus pusat ekonomi umat. Kami ingin membangkitkan kembali fungsi masjid sebagai penggerak kesejahteraan,” tuturnya.
Forum ini akan berlangsung hingga 26 Oktober 2025 dan menampilkan pameran produk halal, talkshow, diskusi serta pelatihan ekonomi umat dengan melibatkan pelaku UMKM.
Termasuk para akademisi, investor dan tokoh masyarakat dari dalam dan luar negeri. “Kami ingin menjadikan Lombok dan NTB sebagai contoh nyata bagaimana masjid bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi umat,” tandasnya.
Penyelenggaraan IES Forum dan Expo 2025 di NTB menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi syariah global.
Ini sekaligus bukti nyata komitmen daerah dalam mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial dan ekonomi, untuk kesejahteraan bersama. Dengan harapan agar dapat menjalar ke masjid-masjid di seluruh penjuru negeri.
Seperti pesan dari para pembimbing dan tokoh masyarakat Istiqlal, pembangunan masjid bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal untuk menggerakkan sekitar 800 ribu masjid lain di Indonesia sebagai pusat kemajuan umat.
IES Forum dan Expo 2025 di Lombok dipilih sebagai titik awal lompatan, menjadi contoh bagaimana masjid bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi umat. Bersama para santri dan seluruh komponen masyarakat, menegaskan kebangkitan ekonomi umat dapat dimulai dari masjid. (*)













