NUSRAMEDIA.COM — DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) agar bergerak cepat. Terutama dalam menyikapi temuan penyakit mulut dan kaki/kuku (PMK) pada sejumlah hewan ternak sapi di Kabupaten Lombok Tengah. “Adanya temuan penyakit kaki dan mulut pada ternak sapi ini harus segera diantisipasi dengan cepat. Sehingga tidak menyebar kemana-mana,” pinta Made Slamet anggota Komisi II DPRD NTB di Mataram.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai, langkah antisipasi cepat ini menjadi penting dan perlu dilakukan. Mengingat kedepan kebutuhan daging akan lebih meningkat seiring ada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. “Jadi, kalau sudah ada terjadi temuan kasus tidak boleh ada pengiriman sapi ke luar daerah. Ini sebagai bentuk pencegahan,” tegas Made Slamet yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Mataram ini.
Sementara itu, Akhdiansyah anggota DPRD NTB dari Fraksi PKB juga menuturkan hal senada. Dia secara tegas meminta kepada Dinas Kesehatan Hewan NTB untuk segera mengendalikan jika sudah ada temuan kasus PMK pada ternak di Loteng. “Harus segera dikendalikan. Kalau bisa diobati, ya diobati. Bila perlu isolasi area yang terdampak. Karena kita tidak ingin PMK ini merebak kewilayah lain yang belum ada temuan kasus,” ujar pria yang kerap disapa Guru To’i ini.
Menurut Akhdiansyah, sebagai daerah pengirim sapi nasional, maka sebaiknya pemerintah melakukan proteksi lalu lintas perdagangan sapi dengan sejumlah daerah. Langkah ini untuk mencegah meluasnya wabah PMK pada hewan sapi. Apalagi sampai masuk Rumah Potong Hewan (RPH).
Sebab, bila itu terjadi maka RPH akan tutup dan berimbas pada kelangkaan daging di masyarakat. “Kita tahu banyak diantara masyarakat kita yang ekonominya bergantung pada hasil ternak hewan sapi dan kambing. Makanya langkah-langkah cepat dan proteksi dari pemerintah diperlukan untuk mencegah penyebaran PMK ini,” katanya.
Sebelumnya ratusan ternak sapi diwilayah Kabupaten Lombok Tengah, positif terserang virus PMK. “Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah telah menerima hasil sampel yang dikirim ke Laboratorium di Denpasar. Hasilnya positif PMK,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah Lalu Taufikurahman.
Penyebaran virus PMK ini mulai meluas hingga di dua kecamatan. Sebelumnya, di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah sebanyak 63 ekor, bertambah menjadi 150 ekor di Desa Puyung dan Desa Barejulat, Kecamatan Jonggat. “Gejala yang dialami itu hampir sama, secara populasi ternak sapi itu suspek PMK,” ujarnya.
Ia mengatakan dengan adanya kejadian itu, pihaknya bergerak cepat dengan melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan guna mencegah penyebaran virus PMK ke hewan lainnya. “Sapi yang terkena PMK kita isolasi secara kelompok,” pungkasnya. (red)