Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono malaksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Sumbawa. (Ist)
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono malaksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Sumbawa. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono malaksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Sumbawa, Rabu (19/02/2024) pagi tadi. Salah satu agendanya mengunjungi rencana lokasi Proyek Stretegis Nasional (PSN) Udang Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara.

Pada kesempatan tersebut, Menteri KKP didampingi oleh Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, H. Fahri Hamzah, SE, Pejabat KKP, Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah, dan Wakil Ketua I DPRD Sumbawa Berlian Rayes. Hadir juga, Para Assiten Bupati Sumbawa, Kepala Dinas Kaluatan dan Perikanan Sumbawa, Kepala Desa Penyaring, serta kelompok masyarakat pemilik tambak.

Baca Juga:  Belajar dari Banjir Sumatra, Anggota DPR Abdul Hadi Ingatkan NTB Waspada Potensi Bencana

Dalam sambutannya, Meteri KKP berharap PSN ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah, dan masyarakat khususnya pemilik lahan. Sebab, proyek ini merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak besar bagi masyarakat.

“Satupun yang tidak setuju, maka proyek ini akan gagal. Inilah bagian dari investasi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, dalam rekonstruksi ini akan ada satu model yang dirancang dan membutuhkan waktu cukup panjang yakni selama dua tahun. Dari rancangan ini akan mendatangkan pembiayaan yang cukup besar mencapai triliunan rupiah.

Baca Juga:  Kolaborasi Fraksi PKS MPR RI dan LATS Gelar Lokakarya Akademik Bahas Penguatan Tata Kelola SDA Sumbawa

Karena proses rekontruksi dengan waktu yang cukup panjang lanjutnya, maka selama itu pula tidak ada aktivitas produksi yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan tambaknya. Setelah rekonstruksi ini, semua akan diatur melalui satu pintu, baik pengadaan pakan maupun bibitnya. Bahkan dalam penjualan produksi udangnya pun juga diatur dan ditentukan melalui fasilitasi pemerintah.

“Bayangkan kita kerjakan kurang lebih 2 tahun, kalau kita mulai sekarang, sekitar 2027 sudah selesai, 2028 sudah menjadi kota industri udang yang luar biasa. Seluruh lahan kita revitalisasi, jadi tidak ada aktivitas produksi selama pengerjaannya,” jelasnya. Namun demikian, jika ini sukses terlaksana, maka dampaknya akan sangat besar bagi semuanya.

Baca Juga:  Ketua Umum PWI : Pers Memiliki Tanggungjawab Besar Sebagai Pengabdi Masyarakat

“Kalau 800 hektar sekitar ada 1.600 orang yang akan bekerja di tambak. Kemudian kalau tadi saya sebut 2,8 triliun perputaran uang hasil produksi disini, tetapi dapaknya akan lebih besar sekali. Mohon dukungan, supaya ini bisa betul-betul jadi kawasan yang produktif,” pungkasnya. (red)