NUSRAMEDIA.COM, SUMBAWA — Meski mendapat bantuan Universal Service Obligation (USO), namun itu tidak menjamin sekolah penerima mampu melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara mandiri.
SMP Negeri 2 Unter Iwes contohnya. Bantuan pelayanan internet berbasis titik internet nirkabel dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), bagi sekolah yang belum terlayani sinyal internet ini, ternyata tak bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan ujian dengan menggunakan perangkat lunak tersebut.
Alhasil, sekolah bersangkutan untuk ketiga kalinya terpaksa harus menumpang di SMK Negeri 2 Sumbawa, agar siswanya dapat melaksanakan UNBK.
“Yah, mau bilang apa lagi. UN tahun ini terpaksa kita numpang UNBK di SMK 2 Sumbawa lagi. Ini sudah tahun ketiga kita numpang di sana,” kata Kepala SMP Negeri 2 Unter Iwes, Drs Abdul Azis, Selasa (12/2).
“Sekolah kami memang dapat bantuan USO, tapi itu belum bisa dimanfaatkan dengan baik untuk UNBK,” tambahnya lagi.
Kendala utama sekolahnya belum dapat melaksanakan UNBK secara mandiri diakui Azis, memang terletak di sinyal internet.
Sinyal intertenet di lingkungan sekolahnya bukannya tidak ada. Yang jadi masalah frekwensinya sangat lemah.
Dan bila digunakan pasti lelet. “Kita coba pakai tiga komputer saja sudah lelet, apalagi lebih,” ujarnya.
Selain masalah sinyal, fasilitas pendukung di sekolahnya ternyata juga kurang. Saat ini sekolahnya hanya memiliki dua unit laptop.
Agar dapat melaksanakan UNBK secara mandiri, sekolahnya kata dia, membutuhkan minimal 20 unit laptop untuk dua sesi, demi melayani 45 siswa yang mengikuti ujian tahun ini.
Terkait kebutuhan laptop ini, sekolahnya sudah mencoba untuk membicarakannya dengan wali murid. Namun, terkendala dari sisi ekonomi.
Rata-rata wali murid di sekolahnya berasal dari kelurga ekonomi menengah ke bawah. “Server kami juga belum punya,” sebut Azis.
Sekolahnya lanjut mantan Kepala SMPN 3 Sumbawa ini, bukannya tak ingin mengikuti langkah sekolah lain yang sudah mampu bangkit melaksanakan UNBK secara mandiri.
Namun, sepanjang masalah sinyal dan kebutuhan faslitas pendukung belum terpenuhi dengan baik, maka keinginan melaksanakan UNBK secara mandiri, sepertinya hanya akan menjadi mimpi panjang yang tak tahu kapan bakal berakhir. (*)
