
NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat jebolan Dapil VI Dompu, Bima dan Kota Bima, Abdul Rauf menyoroti soal melonjaknya harga beras.
Menurut dia, kenaikan harga beras sepekan terakhir ini dinilainya diakibatkan semakin menipisnya cadangan beras lokal. Kenaikan ini pun sempat dikeluhkan masyarakat.
Biasanya, masyarakat membeli beras dikisaran harga sekitar 10 ribu. Namun kini harga beras merangkak naik diangka sekitar Rp 14 ribuan perkilogramnya.
“Kalau kita cermati, ini diakibatkan karena cadangan yang tersedia ini semakin menipis,” ujar politisi Partai Demokrat kepada wartawan, Rabu (8/2) di Mataram.
“Atau juga diakibatkan produksi beras kita banyak yang keluar tidak ada pengendalian, sehingga stok dalam daerah semakin menipis,” imbuh Abdul Rauf.
Berdasarkan teori ekonomi, kata dia, harga komoditas melonjak naik itu biasanya disebabkan lantaran supply komoditas itu berkurang atau sudah menipis.
“Itu sudah pasti disebabkan karena stok komoditasnya mengalami keterbatasan sehingga harga komoditas itu mengalami kenaikan,” tegasnya lagi.
Dia juga tak menampik, bahwa kerap mendapat keluhan dari masyarakat soal kenaikan harga beras sepekan terakhir ini. “Seminggu terakhir ini kita sudah mendengar adanya lonjakan harga beras ini,” katanya.
Maka dari itu, ia berharap ada langkah antisipasi menyikapi persoalan ini. “Kita berharap adanya langkah antisipasi, apalagi bulan Maret (2023) akan memasuki bulan Ramadhan,” harapnya.
Lebih jauh dikatakan Abdul Rauf, tak hanya persoalan kenaikan harga beras, pihaknya juga akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah OPD terkait.
Ini dalam rangka menyikapi berbagai persoalan yang ada. Terutama persoalan yang masuk dalam bidang komisinya untuk dibahas secara bersama-sama. (red)
