
NUSRAMEDIA.COM — Nusa Tenggara Barat dibawah kepemimpinan Gubernur Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah patut diapresiasi dan diancungi jempol. Pasangan yang kerap disebut Zul-Rohmi itu nampak terus melakukan berbagai upaya sebagai ikhtiar nyata untuk membuat suatu perubahan positif disemua sektor.
Dengan harapan, kedepannya mampu membuat masyarakat dan daerah NTB bisa jauh lebih baik lagi. Terutama dalam menyikapi persoalan kemiskinan di NTB. Setelah sejumlah pihak, apresiasi terhadap kinerja Pemprov dalam hal ini Zul-Rohmi yang terus menekan angka kemiskinan di NTB datang dari wakil rakyat di Udayana.
Anggota DPRD NTB Abdul Hadi mengungkapkan, bahwa berdasarkan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) terkait profil kemiskinan di NTB sekilas nampak terjadi kenaikan sebesar 0,14 persen. Ini lantaran terhitung dari Maret 2022 hingga September 2022. Namun jika dilihat dari periode September 2021 ke September 2022 telah terjadi penurunan sebesar 0,01 persen.
Idealnya untuk mengukur kemiskinan dari segi data, seharusnya dapat dilihat dan dibandingkan dari tahun ke tahun/jarak selama satu tahun. “Year on Year (y on y), bukan dari Maret 2022 ke September 2022,” kata Abdul Hadi kepada media ini. “Seperti periode September 2021 ke September 2022. Nah, disini terjadi penurunan yang walaupun tidak signifikan yakni sebesar 0,01 persen. Ini patut diapresiasi,” ujar Abdul Hadi.
Apresiasi yang diutarakannya bukan tanpa alasan. Selain dinilai Pemprov sangat serius menekan kemiskinan, disisi lain NTB terbilang bersyukur jika dibandingkan daerah lain yang mengalami kenaikan kemiskinan. Karena beberapa daerah seperti Sulawesi Selatan itu, sambung pria yang duduk di Komisi II DPRD NTB tersebut, terjadi kenaikan kemiskinan dari persentase 8,53 ke 8,66 persen. “Begitu juga Kalimantan Selatan naik,” ungkap Abdul Hadi.
“Kemudian Sumatera Barat tidak ada kenaikan yaitu tetap. Nah, kita (NTB) ini berada diposisi turun yang walaupun tidak signifikan. Ini perlu kita syukuri bersama,” kata politisi PKS yang dikenal santun dan ramah tersebut. Menurut dia, kenaikan yang terjadi pada Maret-September 2022 itu dilatari adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). “Karena kenaikan BBM, ini yang sangat drastis dan berat bagi masyarakat,” ujar Abdul Hadi.
“Kenaikan itu juga terlihat diwilayah pedesaan. Kalau di perkotaan kita turun. Jadi secara keseluruhannya itu tingkat kemiskinan kita (September 2021-September 2022) turun 0,01 persen,” tegasnya lagi. Dalam persoalan menekan kemiskinan atau lain hal sebagainya, menurut dia, bukan hanya pekerjaan Pemprov namun juga dibutuhkan sinergitas dengan Kabupaten/Kota hingga tingkat Desa.
“Tidak bisa sendiri, tapi ini tanggungjawab kita bersama dalam menyelesaikan “PR” kita. Maka dibutuhkan sinergi dan kolaborasi bersama. Terutama Kabupaten/Kota hingga Desa untuk menurunkan tingkat kemiskinan di NTB ini,” sarannya. Disisi lain pula, secara pertumbuhan ekonomi dinilainya sudah cukup baik dan luar biasa. “Begitupun soal neraca pembayaran kita dari nilai ekspor kita juga bagus,” ungkap mantan Wakil Ketua III DPRD NTB ini.
“Jadi ini perlu juga kita apresiasi untuk pemerintah provinsi. Dan saya melihat upaya Pak Gubernur sudah sangat luar biasa dalam menjemput dan mensingkronkan berbagai program dengan pusat maupun kabupaten/kota. Jadi bukan hanya soal kemiskinan tapi untuk semua sektor jadi perhatian,” imbuhnya mengapresiasi. Tak lupa juga diakhir ia mengajak seluruh pihak agar menyatukan langkah dan bergandengan tangan untuk menyikapi berbagai hal dengan cara yang positif. Sehingga apa yang masih menjadi PR, dapat dituntaskan secara bersama.
“Mari kita bersama bersinergi dan berkolaborasi. Kita selaraskan langkah untuk menyikapi berbagai persoalan termasuk menekan angka kemiskinan di NTB ini. Begitupun untuk kebaikan disemua sektor, sehingga apa yang menjadi harapan besar baik kita dapat diwujudkan bersama,” demikian Legislator Udayana jebolan asal Daerah Pemilihan (Dapil) Lombok Timur ini. (red)
